Recent Post

Breaking News
Loading...
Senin, 17 November 2014

Resume 8 - Mengenal Rosul

Ketahanan iman dan kekokohannya sangat dibutuhkan dalam menghadapi fitnah kehidupan dunia ini. Kesempurnaan iman menjadi satu keharusan dalam mempertahankan kekokohan hati dan kesabarannya. Karena itu upaya mengetahui dan mengamalkan semua sebab yang mengantar kita dalam menyempurnakan iman harus diwujudkan.
Nah diantara sebab-sebab penyempurna iman adalah mengenal Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan sejarah hidupnya yang meliputi sifat-sifat mulia dan budi pekerti beliau yang sangat luhur sekali, sebagaimana disifatkan Allah Ta’ala dalam firmanNya:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” (Qs. al-Qalam:4).
Disamping keluhuran budi pekerti Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga adalah utusan yang Allah Ta’ala angkat untuk menjelaskan kepada manusia cara ibadah pengabdian yang benar. Dengan ibadah yang benar inilah seorang dapat menyempurnakan sifat kemanusiaannya, sebab AllahTa’ala menciptakan manusia untuk beribadah kepadaNya sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (ibadah) kepada-Ku” (Qs.Adz-Dzariyaat : 56).
Jelaslah ukuran manusai yang sempurna sesuai dengan kesempurnaan peribadahan kepada sang penciptanya.
Kebahagian pun diraih manusia bila tujuan penciptaannya tersebut terwujudkan secara sempurna. Hal ini tidak dapat diwujudkan tanpa mengikuti dan mencontoh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam .
Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah menjelaskan hal ini dengan cukup indah dalam ungkapan beliau: “Tidak ada jalan menggapai kebahagian dan kesuksesan didunia dan akherat kecuali ada ditangan para Rasul. Tidak ada juga cara mengenal yang baik dan buruk secara terperinci kecuali dari sisi mereka. Demikian juga tidak dapat diraih keridhaan Allah Ta’ala sama sekali kecuali ditangan mereka. Yang baik dari prilaku, perkataan dan akhlak hanyalah ada pada petunjuk dan ajaran mereka. Merekalah timbangan yang pas untuk menimbang seluruh perkataan dan perbuatan serta akhlak manusia dengan perkataan dan perbuatan serta akhlak mereka. Dengan mengikuti mereka terpisahlah orang yang mendapat petunjuk dengan yang sesat. Kebutuhan mendesak kepada para rasul lebih besar dari pada kebutuhan badan kepada ruhnya dan mata kepada cahayanya serta ruh kepada kehidupannya. Semua kebutuhan yang harus ditunaikan segera maka kebutuhan mendesak kepada para Rasul diatas itu semua” (Zaad al-Ma’ad, 1/79).
Beliau pun menambahkan: “Apabila kebahagian hamba di dunia dan akherat bergantung kepada petunjuk Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, maka wajib pada setiap orang yang ingin kebaikan untuk dirinya dan ingin kesuksesan dan kebahagian untuk mengetahui ajaran, sejarah hidup dan semua urusan Rasul Shallallahu’alaihi Wasallam yang dapat mengeluarkannya dari lingkungan orang-orang bodoh dan memasukkannya kedalam hitungan pengikut, pendukung dan golongan beliau Shallallahu’alaihi Wasallam. orang dalam permasalahan ini ada yang mendapatkan sedikit, ada yang banyak dan ada yang tidak mendapatkannya sama sekali” (Zaad al-Ma’ad, 1/70).
Oleh karena itu, semakin kita mempelajari dan merenungkan sifat-sifat nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang disampaikan dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits serta kitab-kitab sejarah nabi (sirah nabawiyyah) semakin banyak juga mendapatkan kebaikan dan kecintaan kepada beliauShallallahu’alaihi Wasallam serta cinta untuk mengikuti perkataan dan perbuatan beliau Shallallahu’alaihi Wasallam. secara otomatis akan menumbuhkan keimanan yang bertambah sempurna terhadap Allah yang mengutus beliau dan ajaran keimanan dan islam yang beliau telah sampaikan kepada seluruh manusia.
Dengan demikian mengenal sejarah beliau Shallallahu’alaihi Wasallam menjadi sebab seorang langsung beriman sebagaimana imannya Abu Bakar sahabat beliau Shallallahu’alaihi Wasallam yang paling tahu keadaan beliau sebelum kenabian dan sesudahnya. Juga akan menambah keimana orang yang telah beriman kepada beliau. Oleh karenanya Allah Ta’ala menganjurkan kita untuk merenungkan keadaan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam yang menjadi faktor pendorong keimanan dalam firmanNya:
قُلْ إِنَّمَا أَعِظُكُمْ بِوَاحِدَةٍ أَنْ تَقُومُوا لِلَّهِ مَثْنَى وَفُرَادَى ثُمَّ تَتَفَكَّرُوا مَا بِصَاحِبِكُمْ مِنْ جِنَّةٍ إِنْ هُوَ إِلَّا نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيدٍ
Katakanlah: “Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, Yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras” (Qs. Sabaa` : 46).
Semoga kita semua diberi taufiq untuk mengenal sejarah kehidupan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam agar menjadi hambaNya yang kokoh dan kuat imannya.
Wabillahitatufiq

Penulis: Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.
Artikel Muslim.Or.Id

0 komentar :

Posting Komentar

 
Toggle Footer