Recent Post

Breaking News
Loading...
Kamis, 02 Januari 2014

Karya Ilmiah Pembelajaran Jarak Jauh



BAB I

PENDAHULUAN


1.1            Latar Belakang

Perubahan pengetahuan dan teknologi yang berlangsung secara cepat dan terus menerus, yang dianggap sebagai potensi utama untuk menggerakkan kemajuan masyarakat di berbagai aspek kehidupan, belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh sistem pendidikan di Indonesia, untuk  secara terus menerus memfasilitasi dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk menjawab kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan diharapkan dapat menyiapkan peserta didik untuk mampu mengembangkan diri mereka menjadi masyarakat yang berbudaya, dengan cara menciptakan atmosfer pendidikan yang mendukung dan proses pembelajaran yang kreatif yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang mencerahkan. Namun untuk mencapai hal tersebut berbagai kendala dihadapi terutama kendala waktu dan tempat. Kendala waktu dan tempat ini masih merupakan salah satu kendala yang sangat nyata, yang dapat diatasi melalui metode pembelajaran dengan sistem PJJ. Dalam sistem PJJ peserta didik dapat meningkatkan kemampuan melalui suatu pendidikan formal maupun non formal, sambil tetap menjalankan tugas mereka sehari-hari.
Visi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) menekankan pada terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional untuk membentuk insan Indonesia cerdas komprehensif. Untuk mencapai visi ini maka Kemdiknas menetapkan misi yaitu ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan, dan kepastian jaminan. Seluruh misi ini dapat dijangkau dengan pemanfaatan PJJ sebagai salah satu bentuk layanan pendidikan kepada masyarakat.
Strategi Kemdiknas untuk mencapai visi dan misi yang telah diuraikan sebelumnya adalah dengan meluaskan akses ke semua jenjang, jenis dan bentuk  pendidikan bagi masyarakat yang memerlukan. Perluasan tersebut dicapai bukan hanya dengan membangun institusi pendidikan baru tetapi dengan meluaskan kapasitas institusi yang telah ada. Salah satu cara perluasan tersebut adalah dengan mengizinkan institusi pendidikan untuk menerapkan sistem modus ganda, yaitu pendidikan tatap muka dan jarak jauh yang keduanya menerapkan pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran.
Banyak orang diseluruh penjuru dunia mengakui bahwa pendidikan jarak jauh (PJJ) dapat digunakan sebagai salah satu cara yang efektif untuk mengatasi permasalahan pendidikan yang sulit diatasi dengan cara konvensional. Permasalahan itu misalnya banyak anak usia sekolah yang tidak dapat mengikuti pendidikan konvensional karena tinggal di tempat yang jauh dari sekolah, banyak anak maupun orang dewasa yang ingin memperoleh pendidikan tetapi tidak dapat mengikuti pendidikan konvensional karena harus bekerja mencari nafkah pada jam sekolah, banyaknya orang pada waktu mudanya mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan dan sekarang ingin mendapatkan kesempatan kedua tetapi tidak meninggalkan pekerjaannya, banyaknya orang yang ingin mendapatkan pendidikan tetapi tidak dapat karena cacat badan, sakit, tinggal di penjara, tidak dapat meninggalkan rumah karena banyaknya urusan dan tanggung jawab keluarga, dan sebagainya.
Makalah ini membahas mengenai PJJ, efektivitas dan kelemahan system yang digunakan selama ini, timbulnya keinginan untuk mengembangkan kelas virtual sebagai cara baru dalam menyelenggarakan sistem PJJ, serta potensi, cara menggunakan, dan kelemahan model PJJ melalui internet ini.

1.2            Tujuan dan Karakteristik PJJ

PJJ bertujuan meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan, serta meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan. PJJ mempunyai karakteristik terbuka, belajar mandiri, belajar tuntas, menggunakan TIK pendidikan, dan/atau menggunakan teknologi pendidikan lainnya.
Karakteristik PJJ adalah:
a.       Keterpisahan antara dosen/tutor dan mahasiswa.
b.      Suatu proses yang terorganisasi yang melibatkan institusi pendidikan.
c.       Interaksi dilaksanakan lewat berbagai media pembelajaran (cetak, audio, video, computer, multimedia, dan berbasis web) untuk memfasilitasi interaksi pembelajaran antar dosen/tutor dan mahasiswa.
d.      Tersedianya sarana komunikasi dua arah, sehingga siswa dapat berdialog untuk tujuan pembelajaran dan tujuan lainnya.
e.       Kemungkinan disediakannya kesempatan untuk bertemu secara tatap muka untuk tujuan pembelajaran atau interaksi sosial.
f.       Proses pendidikan seperti proses dalam industri, yaitu ada pembagian peran yang jelas, antar yang melakukan proses manajemen, pembelajaran, ujian, dan  produksi bahan ajar.

Terbuka adalah PJJ dapat diikuti oleh siapa saja tanpa batasan usia, sesuai dengan jenis, jenjang, dan minat bidang yang ingin dipelajari, dan melalui metode pembelajaran yang cocok untuk dirinya. Belajar mandiri adalah peserta didik diharapkan mampu memotivasi dirinya untuk belajar dengan bantuan belajar seminimal mungkin dari pendidik. Layanan bantuan belajar disediakan oleh intitusi pendidikan melalui berbagai media atau secara tatap muka dengan pendidik. Mahasiswa diharapkan secara mandiri dan aktif mengakses bantuan belajar yang tersedia itu. Belajar tuntas adalah tersedikanya semua kompetensi yang hendak dicapai melalui sistem pendidikan jarak jauh sehingga setiap peserta didik dapat mempelajari kompetensi yang diinginkan secara tuntas sesuai dengan keceptan belajarnya sendiri. Penggunaan TIK pendidikan berarti proses PJJ harus memanfaatkan TIK dan teknologi pendidikan lainnya untuk memfasilitasi interaksi yang membelajarkan. Interaksi yang membelajaran dengan memanfaatkan TIK harus dirancang dengan sistematis. Perancangan ini disebut teknologi pendidikan.

1.3            Penyelenggara PJJ

PJJ dapat diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan yaitu:
a.       jalur pendidikan formal dan nonformal;
b.      jenjang pendidikan anak usia dini; pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi; dan
c.       jenis pendidikan akademik, vokasi dan profesi.

Penyelenggaraan PJJ dilaksanakan sesuai Standar Nasional Pendidikan dengan ketentuan:
a.       tersedianya kurikulum dan bahan ajar mandiri berbasis TIK yang terancang dan terproduksi secara sistematis seuai dengan kaidah yang berlaku;
b.      menggunakan moda pembelajaran yang peserta didik dengan pendidiknya terpisah;
c.       menekankan prinsip belajar secara mandiri, terstruktur, dan terbimbing dengan menggunakan berbagai sumber belajar;
d.      menjadikan media pembelajaran sebagai sumber belajar yang lebih dominan daripada pendidik; dan
e.       menggantikan pembelajaran tatap muka dengan interaksi pembelajaran berbasis TIK, meskipun tetap memungkinkan adanya pembelajaran tatap muka secara terbatas.

Pendidikan jarak jauh memberikan pelayanan berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk kegiatan:
a.       penyusunan bahan ajar;
b.      penggandaan dan distribusi bahan ajar;
c.       proses pembelajaran melalui kegiatan tutorial, praktik, praktikum, ujian; dan
d.      administrasi serta registrasi.

PJJ yang memberikan pelayanan berbasis teknologi informasi dan komunikasi dilaksanakan tanpa mengesampingkan pelayanan tatap muka.




BAB II

PEMBAHASAN


2.1     Definisi Pendidikan Jarak Jauh

Pendidikan jarak jauh (PJJ) berkembang sudah lama sebelum kita di Indonesia menggunakannya. Banyak definisi yang digunakan untuk PJJ. JW.keegan melakukan penelitian mengenai praktek penyelenggaraan dan definisi PJJ yang digunakan di berbagai Negara di dunia. Dia melakukan analisis dan menelaah di berbagai definisi yang hamper sama, mulai dari definisi Doamen (1967), Meckenzie, Christense; dart Rigby (1968); Undang-Undang Pendidikan Perancis (1971); Peters (1973), Holmberg (1977) dan membuat sintese mengenai definisi-definisi tersebut. Menurut dia ada eman unsur dasar pengertian (six defining elements) Pendidikan Jarak Jauh yang dapat diketengahkan, yaitu:
§  Terpisahnya guru dan siswa. Karakteristik inilah yang membedakan PJJ dari pendidikan konvensional.
§  Adanya lembaga yang mengelola PJJ. Hal ini yang membedakan orang yang mengikuti PJJ dari orang yang belajar sendiri (self study).
§  Digunakannya media ( biasanya media tercetak) sebagai sarana untuk menyajikan isi pelajaran.
§  Diselenggarakannya system komunikasi dua arah antara guru dan siswa atau antara lembaga dan siswa sehingga siswa mendapatkan manfaat darinya. Dalam hal ini siswa dapat berinisiatif untuk terjadinya komunikasi itu.
§  Pada dasarnya PJJ itu bersifat pendidikan individual. Pertemuan tatap muka untuk melengkapi proses pembelajaran berkelompok maupun untuk sosialisasi dapat bersifat keharusan (compulsory), pilihan (optional), ataupun tidak ada sama sekali tergantung kepada organisasi penyelenggaranya.
Definisi tersebut berlaku bagi berbagai sistem atau model PJJ yang menggunakan nama yang berbeda-beda seperti Correspondence School, Distance Learning, Home Study, Independent Learning, dan masih banyak lagi istilah lain. Definisi itu bahkan juga masih berlaku bila diterapkan pada sistem PJJ baru yang sekarang sedang banyak diminati orang yaitu, On-line Learning, Virtual Learning atau e-Learning.

2.2     Jarak Transaksi dan Cara Menjembataninya

Sebelum pembahasan mengenai pendidikan jarak jauh melalui internet ini dilakukan kiranya perlu dibahas terlebih dahulu mengenai arti jauh dalam istilah ”pendidikan jarak jauh” dan bagaimana cara menjembatani jarak itu. Menurut Moore (1983) jarak antara siswa dan guru dalam pendidikan jarak jauh hanya dipandak dri segi jarak fisik dan geografis saja melainkan harus dilihat sebagai jarak komunikasi dan psikologis yang disebabkan karena keterpisahan siswa dan guru. Dewey dalam Moore (1903) menjelaskan bahwa transaksi pendidikan merupakan interaksi antara individu; lingkungan dan prilaku yang terjadi dalam situasi tertentu. Transaksi pendidikan dalam sistem PJJ terjadi antara siswa dan guru dalam situasi yang bersifat khusus yaitu keterpisahan mereka satu dari lainnya. Jarak transaksi dalam sistem pendidikan jarak jauh merupakan jarak komunikasi dan jarak psikologis antara siswa dan guru. Jarak transaksi ini dapat mengakibatkan perbedaan persepsi mengenai konsep yang dijelaskan oleh guru melalui media dan pemahaman siswa mengenai konsep itu. Oleh karena itu jarak itu perlu dijembatani supaya perbedaan persepsi itu berkurang atau hilang. Menurut Moore (1983, 1996) jarak transaksi itu dapat dijembatani melalui komunikasi dan percakapan (dialouge). Dialog atau komunikasi pembelajaran dapat mengurangi jarak transaksnya. Artinya makin mudah dan makin sering guru dan siswa berinteraksi makin kecil kemungkinan terjadinya kesalah pahaman dalam menafsirkan isi pelajaran. Jadi dalam sistem PJJ ini adanya interaksi aktif antara siswa dan guru itu sangat penting supaya proses belajarnya dapat terjadi.
Moore (1983, 1996) juga mengatakan bahwa media yang digunakan untuk menyajikan isi pelajaran itu sangat mempengaruhi ada tidaknya komunikasi, dialog, atau interaksi antara guru dan siswa. Kalau media yang digunakan adalah TV, radio, atau buku kesempatan siswa untuk berkomunikasi, berdialog, atau berinteraksi dengan guru sangat kecil, kalau media yang digunakan adalah audio confrence, video conference atau internet kesempatan bagi siswa untuk berkomunikasi, berdialog, atau berinteraksi dengan guru secara relatif jauh lebih besar. Dengan perkataan lain, bila media yang digunakan itu internet jarak interaksi antara siswa dan guru kecil karenanya komunikasi dapat sering dilakukan sehingga kesalahpahaman penafsiran isi pelajaran semakin kecil.

2.3     Usaha yang Telah Dilakukan

Sampai saat ini pembelajaran yang masih banyak digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauh terutama adalah media cetak berupa bahan belajar mandiri yang biasa disebut modul. Media ini seringkali ditunjang dengan media radio, TV, kaset audio, dan kaset video. Seperti yang telah dibicarakan pada bagian sebelumnya media tersebut di atas kurang memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk saling berinteraksi, karena itu menyebabkan adanya jarak transaksi yang besar. Artinya media tersebut kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkomunikasi, berdialog, atau berinteraksi dengan guru. Akibatnya siswa yang mendapatkan kesulitan dalam memahami isi pelajaran tidak dapat menanyakan kesulitan itu kepada guru. Dengan demikian kalau siswa salah dalam menafsirkan isi pelajaran, kesalahan itu akan disimpannya dan dibawanya terus sebelum ada orang yang memberi penjelasan mengenai penafsiran yang benar.
Apakah usaha yang dilakukan untuk menjembatani jarak tersebut? Telah banyak usaha yang dilakukan untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar. Usaha itu antara lain berupa layanan bantuan belajar melalui tutorial. Dalam kegiatan ini guru atau tutor memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan atau mendiskusikan kesulitan belajar yang mereka hadapi. Guru akan memberikan bantuan dalam memecahkan masalah itu dengan memberikan penjelasan atau mendiskusikannya dengan siswa yang lain.

2.4     Beberapa Jenis Tutorial dan Kelemahannya

Tutorial dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya tutorial tatap muka, tutorial melalui surat-menyurat, tutorial melalui telepon, tutorial melalui audio konference atau video conference.

§  Tuorial tatap muka
Siswa dan guru atau tutor bertemu secara berkala untuk memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa. Tutorial seperti ini sangat bagus untuk mengurangi jarak transaksi antara guru dan siswa. Dengan demikian kesalahpahaman dalam menafsirkan isi palajaran dapat diperkecil.
Kekurangan yang ada dalam tutorial semacam ini:
§  Tutorial tidak dapat dilakuakan terlalu sering. Makin sering dilakukan makin mahal biayanya. Biasanya tutorial ini diadakan seminggu sekali, sebulan sekali, atau bahkan ada yang hanya diselenggarakan dua atau tiga kali dalam satu semester. Hal ini menyebabkan siswa harus menunggu lama sebelum mereka dapat mengutarakan kesulitannya kepada guru atau tutor.
§  Tutorial seperti ini biasanya bukan merupakan keharusan. Akibatnya banyak siswa yang memilih tidak hadir karena pertimbangan-pertimbangan yang bersifat individual. Banyaknya yang tidak hadir karena alasan waktu, biaya transpor, atau alasan lain.
§  Tutorial melalui telepon dan surat
Tutorial jenis ini tidak banyak dimanfaatkan siswa, pada hal biayanya relatif murah dan mudah melakukannya. Kendalanya mungkin tidak semua siswa mempunyai telepon, atau sungkan untuk menanyakan pelajaran kepada guru melalui telepon atau surat. Rasa sungkan ini mungkin dipengaruhi oleh faktor kebudayaan. Di samping itu tutorial melalui surat jawabannya seringkali datangnya sangat lambat.
§  Tutorial melalui konferensi audio atau video
Tutorial ini jarang digunakan karena biaya relatif mahal.

2.5     Sistem Pembelajaran Melalui Internet

Dunia telah mengakui bahwa sistem PJJ yang diselenggarakan selama ini merupakan wahana belajar siswa yang cukup efektif. Lulusan PJJ dapat bersaing dengan lulusan sekolah konvensional di pasar kerja di masyarakat. Banyak juga lulusan PJJ yang berhasil memasuki dan menyelesaikan jenjang pendidikan yang lebih tinggi dalam kedudukan yang sama seperti lulusan sekolah konvensional. Namun kekurangan yang ada dalam penyelenggaraan sistem PJJ yang selama ini berlangsung dan kemajuan di bidang teknologi informasi telah mendorong banyak orang untuk menjajagi efektifitas teknologi pembelajaran melalui internet yang diduganya dapat meningkatkan proses belajar dalam sistem PJJ. Dalam sistem pembelajaran melalui internet isi pelajaran disampaikan secara on-line. Karena itu sistem pembelajaran ini seringkali diseut pembelajaran secara on-line. Dalam sistem pembelajaran ini semua proses pembelajaran dapat dilakukan tanpa menuntut siswa hadir di ruang kelas tertentu, tetapi mereka dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan pelajaran seperti yang terjadi di kelas biasa. Karena dalam sistem pembelajaran ini tidak ada ruang kelas atau kampus secara fisik maka sistem ini seringkali disebut virtual learning, virtual classroom, atau virtual campus (Potter, 1997). Selain dari pada itu, karena proses pembelajaran, dalam menggunakan internet, maka sistem ini juga sering disebut e-learning.

2.6     Potensi Virtual Learning dalam Proses Pembelajaran

Virtual learning ini banyak diminati orang karena potensi yang dimilikinya untuk membuat proses belajar menjadi efektif.
§  Potensi yang utama adalah dapat memberikan peluang bagi siswa untuk berinteraksi dengan guru, dengan teman, maupun dengan bahan belajarnya.
§  Siswa dapat berkomunikasi dengan gurunya melalui e-mail.Komunikasi ini bersifat orang perorang. Siswa dapat mengajukan pertanyaan kapan saja dia mau. Guru akan menjawab secepat mungkin sesuai dengan waktu yang dimilikinya. Cara berkomunikasi seperti ini jauh lebih cepat dari pada komunikasi yang dilakukan melalui pertemuan tatap muka.
§  Siswa dapat berkomunikasi dengan guru dan teman-temannya secara bersama-sama melalui papan bulletin. Dalam forum ini pertanyaan yang mengambil pelajaran yang sama. Jawaban guru juga dapat dibaca oleh siswa lain yang tidak mengajukan pertanyaan. Dalam proses ini guru juga dapat melontarkan pertanyaan tadi kepada siswa yang lain. Siswa yang lain dapat memeberikan jawaban yang akan dibaca oleh seluruh anggota kelas. Dengan demikian sesuatu persoalan dapat dipecahkan bersama antara guru dan semua siswa di dalam ”kelas virtual-nya”. Komunikasi antara siswa dan guru atau antara siswa dengan siswa lain itu dapat dilakukan secara tidak bersamaan waktu (a-synchronous) maupun secara bersamaan waktu (synchronous). Komunikasi melalui e-mail dan papan buletin seperti yang diutarakan di atas dilakukan secara tidak bersamaan waktu. Pengiriman dan penerimaan informasi tidak dilakukan pada waktu yang sama.
Komunikasi yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan (synchronous) dapat dilaksanakan melalui forum diskusi secara on-line. Diskusi semacam itu dilakukan menurut jadwal waktu yang disepakati. Dengan demikian pada waktu yang sama semua peserta diskusi akan membuka internetnya. Masing-masing akan dapat membaca informasi yang masuk dan pada waktu itu juga akan dapat memberikan tanggapan. Diskusi semacam ini akan sama menariknya dengan konferensi melalui audi atau video. Hanya biayanya relatif lebih murah.
                  Komunikasi antara siswa dengan isi pelajaran. wa akan terbiasa untuk mempelajari sendiri bahan ajar yang disajikan secara on-line. Karena bahan belajar on-line itu biasanya disertai dengan tes mandiri, siswa akan dapat menguji kemajuan belajar dirinya sendiri. Bila siswa memerlukan pengayaan bahan belajar siswa juga dapat mencari sumber bacaan yang sesuai melalui internet. Hal tersebut akan membiasakan siswa mencari informasi dan sumber belajar sendiri, tidak menunggu diberikan oleh guru. Karena itulah proses pembelajaran on-line ini sering kali disebut juga resource based learning atau belajar berbasis sumber.
                   Guru dapat mengontrol aktivitas belajar siswa melalui internet. Guru akan dapat melihat kapan siswa belajar, topik apakah yang dipelajari, berapa lama ia mempelajarinya, berapa kalikah ia mempelajari ulang topik itu. Guru juga dapat melihat apakah siswa mengerjakan latihan soal dapat dikerjakan dengan betul. Berapa sekornya dan sebagainya.
                  Virtual learning dapat menyajikan pelajaran dengan cara yang menarik. Merrill dalam reigeluth (1983) mengemukakan bahwa dalam mengajar ada empat langkah utama yang dilakukan guru (1) pemberian penjelasan, (2) pemberian contoh, (3) pemberian latihan (exercise), dan (4) pemberian umpan balik atau feedback yang berfungsi sebagai reinforcement.
Keempat langkah ini dapat diterapkan dengan mudah dalam penyajian pelajaran melalui internet.dalam memberikan penjelasan dan contoh, internet dapat menggunakan gambar, diagram, chart, suara, dan juga gerakan. Kalau dalam memberikan penjelasan digunakan, kata, atau istilah, atau konsep yang umum dikenal oleh siswa, siswa dapat meng-klik kata, istilah, atau konsep itu dan akan muncul paparan yang dengan mudah dapat dipelajari siswa. Setelah mempelajari paparan itu siswa akan dengan mudah kembali ke pelajaran semula. Dengan cara ini interaksi antara siswa dan bahan belajar dapat berlangsung secara aktif.
Pada saat mengerjakan latihan, siswa akan segera mengetahui apakah jawaban yang diberikan betul atau salah. Karena program on-line akan segera memberikan umpan baliknya. Dengan demikian siswa akan genbira mendapatkan umpan balik itu dan akan termotivasi untuk belajar lebih lanjut.

2.7     Menciptakan Kelas Virtual (Virtual Classroom)

Porter (1997) menyarankan, kalau kita akan menciptakan kelas virtual kita harus mempertimbangkan berbagai hal supaya kelas virtual tersebut dapat menjadi wahana proses belajar yang efektif
                  Kelas virtual tersebut dilengkapi dengan sumber belajar yang pada saat diperlukan siswa telah tersedia dan mudah diakses. Andaikan sumber belajar itu tidak dapat disediakan, penyelenggara kelas virtual tersebut harus dapat menunjukkan dimana sumber belajar itu dapat dicari. Kelas virtual itu harus dilengkapi dengan peralatan (tool) yang dapat digunakan untuk mencari dan mengirimkan pesan kepada guru atau sesama siswa. Sebagai contoh, bila siswa ingin mempelajari buku atau dokumen tertentu yang berkaitan dengan palajaran yang sedang dipelajari, bahan belajar tersebut harus dapat diakses secara on-line. Bila tidak tersedia, setidaknya alat yang tersedia dapat digunakan untuk mencarinya di sumber data yang lain.
Kelas virtual seringkali juga menggunakan alat komunikasi lain selain internet, seperti fax, telepon, konferensi audio dan konferensi video.
                  Kelas virtual tersebut harus dapat memberikan harapan kepada siswa untuk terjadinya proses belajar dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Hal tersebut antara lain dapat diwujudkan dengan merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas dan spesifik., menyusun bahan belajar yang baik dan berkualitas tinggi, dan memfasilitasi terjadinya komunikasi timbal balik antara siswa dan guru.
                  Kelas tersebut harus dapat menyatukan siswa dan guru supaya mereka bersikap terbuka untuk berbagi informasi dan bertukar gagasan. Mungkin siswa dan guru dalam kelas virtual tidak pernah berjumpa satu dengan lainnya, tetapi kalau mereka sering berdialog jarak komunikasi dan jarak psikologisnya (jarak transaksinya) menjadi kecil.Dalam situasi seperti ini kemungkinan terjadi kesalahan dalam menafirkan isi pelajaran juga kecil.
                  Kelas virtual harus menyediakan ruang untuk percobaan dan penerapan. Dalam sistem konvensional siswa sering diberi kesempatan melakukan percobaan, menghadapi workshop, melakukan demonstrasi mengenai hasil pelaksanaan tugas-tugas akademik, dan melakukan penyajian untuk mengungkapkan gagasan.
Kelas virtual juga perlu dirancang supaya siswa dapat berbagi (share) hasil karya dan bertukar pengalaman dalam menerapkan pengetahuan yang telah diperolehnya. Misalnya konferensi jarak jauh atau desktop video conference dapat digunakan untuk ceramah atau penyajian. Dapat juga dilakukan simulasi secara on-line mengenai penerapan pengetahuan tentang prosedur melakukan sesuatu yang baru dipelajari. Simulasi seperti ini harus dirancang untuk dapat memperoleh umpan balik, sehingga dapat diketahui apakah penerapan pengetahuan yang disimulasikan tersebut benar atau salah.
                  Kelas virtual juga harus dapat memberikan penilaian terhadap kinerja siswa. Dalam sistem pembelajaran ini harus dimasukkan evaluasi kemajuan belajar siswa yang dapat dikerjakan secara on-line. Guru dapat memeriksa dan memberikan penilaian secara on-line juga. Pekerjaan siswa dan nilainya hanya dapat dilihat oleh siswa dan gurunya saja. Siswa lain tidak dapat mengetahui hasil tes tersebut. Dengan perkataan lain kerahasiaan hasil tes itu terjaga dengan baik.
Kelas virtual ini juga dapat memberikan tugas perorangan kepada setiap siswa melalui e-mail. Pekerjaan siswa yang dikirimkan kepada guru melalui e-mail diperiksa oleh guru, diberi komentar, dan diberi nilai. Komentar dan nilainya dikirimkan ke siswa melalui e-mail.
                  Kelas virtual harus dapat menjadi wahana kebebasan akademik. Siswa itu perlu memperoleh kebebasan dalam melakukan percobaan, dalam membuat asumsi, dalam berinteraksi dengan siswa lain tanpa harus meras takut dan cemas. Kelas yang efektif merupakan wahana bagi siswa untuk mengekspresikan diri dengan cara yang tepat, wahana untuk menempuh resiko sehingga dapt belajar lebih banyak, wahana berbagi gagasan, dan wahana melontarkan pertanyaan tanpa rasa takut.

2.8     Kelemahan Kelas Virtual

Kelas virtual diciptakan dengan bantuan internet. Ungkapan yang mengetakan bahwa ”tidak ada media terbaik” kiranya berlaku juga bagi media internet. Media ini baik kalau digunakan untuk tujuan yang tepat dalam situasi yang tepat juga. Ada beberapa kelemahan yang perlu dikemukakan dalam paper ini.

2.8.1   Penggunaan internet memerlukan infrastruktur yang memadai

Internet dapat dioperasikan kalau ada jaringan listrik dan ada jaringan telepon. Tempat-tempat yang belum mempunyai jaringan listrik dan telepon tidak dapat menggunakan internet. Karena itu banyak tempat di indonesia yang belum dapat menggunakan internet.

2.8.2   Menggunakan internet mahal

Untuk dapat menggunakan internet orang harus mempunyai komputer yang dilengkapi dengan modem, tenaga listrik, fasilitas telepon,dan terhubung dengan internet provider yang dapat diperoleh melalui langganan. Harga komputer dan modemnya mahal tetapi membeli sekali dapat dipakai dalam waktu yang lama.
Sedangkan biaya penggunaan saluran telepon, tenanga listrik, dan langganan provider internet harus dibayar setiap bulan. Biaya ini untuk banyak orang seringkali tidak terpenuhi.

2.8.3   Komunikasi melalui internet sering kali lamban

Arus komunikasi melalui internet sering kali berjalan lamban. Lebih-lebih kalau informasi itu mengandung gambar, chart, bagan, gambar bergerak, suara dan sebagainya. Lambatnya arus informasi ini dapat menyebabkan proses belajar menjadi membosankan.













BAB III
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

DALAM

PEMBELAJARAN JARAK JAUH


3.1     Perkembangan Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Dalam kehidupan manusia di era global ini akan selalu berhubungan dengan teknologi. Teknologi pada hakikatnya adalah alat untuk mendapatkan nilai tambah menghasilkan produk yang bermanfaat. Teknologi sekarang ini berkembang dengan pesat. Alvin Toffler menggambarkan perkembangan itu sebagai revolusi yang berlangsung dalam tiga gelombang yaitu gelombang pertama munculnya teknologi pertanian, gelombang kedua munculnya teknologi industri, dan gelombang ketiga munculnya teknologi informasi yang mendorong tumbuhnya telekomunikasi. Teknologi telah mempengaruhi manusia dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga jika ‘gagap teknologi’ akan terlambat menguasai informasi, dan akan tertinggal pula untuk memperoleh kesempatan untuk maju. Informasi memiliki peran penting dan nyata, apalagi mayarakat sekarang sedang menuju pada era masyarakat informasi (information society) atau masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge society).
Informasi dan komunikasi sebagaimana teknologi juga sedang berkembang sangat pesat, mempengaruhi berbagai kehidupan dan memberikan perubahan terhadap cara hidup dan aktivitas manusia sehari-hari, termasuk dalam dunia pendidikan. Pendidikan mengalami perkembangan yang sangat pesat pula, diantaranya dengan adanya pembelajaran jarak jauh (distance learning). Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi itu, pendidikan dapat menjangkau seluruh lapisan masarakat yang tinggal di berbagai tempat, di kota, desa, bahkan di daerah terpencil atau pedalaman sekalipun, sehingga upaya pemerataan pendidikan dapat terlaksana.
Aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan pengembangan teknologi, diantaranya adalah media komputer. Komputer merupakan aplikasi teknologi berbasis informasi dan komunikasi yang dimanfaatkan sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat dengan memproses, menyajikan, dan mengelola informasi. Pengolahan data dengan komputer disebut dengan Pengolaan Data Elektronik (Electronic Data Processing – EDP). Pengolaan Data Elektronik adalah proses manipulasi data menjadi suatu informasi yang lebih berguna. Data merupakan objek yang belum diolah dan akan dilakukan pengolahan yang sifatnya masih mentah. Sedangkan informasi adalah data yang telah diolah dan sifatnya menjadi data lain yang bermanfaat.

3.2     Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi informasi dan komunikasi adalah berbagai aspek yang melibatkan teknologi, rekayasa dan teknik pengelolaan yang digunakan dalam pengendalian dan pemprosesan informasi serta penggunaannya, hubungan komputer dengan manusia dan hal yang berkaitan dengan sosial, ekonomi dan kebudayaan [British Advisory Council for applied Research and Development: Report on Information Technology; H.M. Stationery Office. 1980). Teknologi informasi dan komunikasi terdiri dari semua bentuk teknologi yang terlibat dalam pengumpulan, manipulasi, persembahan dan menggunakan data (data yang ditransformasi kepada informasi) [E.W. Martin et al. 1994. Managing Information Technology: What Managers Need to Know. New York :Prentice Hall]. Teknologi informasi dan komunikasi adalah segala sesuatu yang mendukung untuk me-record, menyimpan, memproses, mendapat lagi, memancar/mengantarkan dan menerima informasi (Behan & Holmes. 1990. Understanding of Information Technologies. Prentice Hall).
Pengertian lainnya diungkapkan oleh beberapa orang ahli (Abdul Kadir, 2003:13) antara lain dalam kamus Oxford dituliskan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar. Sedangkan, menurut Alter teknologi informasi dan komunikasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data. Sementara, Martin berpendapat teknologi informasi dan komunikasi tidak hanya terbatas pada teknologi (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses, menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengikuti informasi. Lukas mengartikan teknologi informasi dan komunikasi sebagai segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronik, setiap perangkat keras adalah komputer. Sedangkan perangkat lunaknya lembar kerja (spreadsheet). Teknologi informasi dan komunikasi dapat pula dijelaskan sebagai penerapan elektronik baru dan teknologi lainnya seperti komputer, satelit komunikasi, dan sebagainya, untuk penciptaan, peuyimpanan, pemilihan, tranformasi dan distribusi semua jenis informasi. (new information technology can be thought of as application of new electronic and other technology (computer, communications satellites, fibre optics, video recording, etc) to the creation, storage selection, transformation and distribution of information of all kinds). (Hawkridge)
Pengertian teknologi informasi dan komunikasi meliputi fasilitas atau perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Teknologi informasi dan komunikasi ini telah berkembang dengan pesat dengan dikembangkannya satelit komunikasi dan serat kaca (fiber optics) yang mampu mentransmisikan pulsa dengan kecepatan cahaya. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan suatu proses yang rasional dan efisien. Proses ini mengandung sistem yang mempertimbangkan variable-variabel yang mungkin berpengaruh dalam menentukan prosedur kegiatan agar proses itu efektif dan efisien. Sistem ini memadukan berbagai prinsip, konsep, dan gagasan, serta mengarah pada pemecahan masalah bersama. Pengertian sistem ini menunjukkan bahwa segala sesuatu akan mempunyai dampak dan dipengaruhi oleh hal lain dalam lingkungannya dan melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholder). Untuk itu perlu mempertimbangkan kondisi lingkungan (lokal, nasional, maupun internasional) untuk mencapai tujuan.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan seperti pemanfaatan komputer dan jaringan komputer memberikan kesempatan kepada setiap pembelajar untuk mengakses materi pembelajaran yang disajikan dalam bentuk interaktif melalui jaringan komputer. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi ini diharapkan mampu meningkatkan keberhasilan belajar pembelajar, penurunan tingkat putus sekolah, dan penurunan tingkat ketidakhadiran di kelas, dan pemerataan memperoleh kesempatan pendidikan yang dapat menjangkau seluruh masyarakat dari berbagai lapisan yang bertempat tinggal di mana pun. Untuk itu, aplikasi teknologi informasi dan komunikasi agar tepat guna hendaknya disesuaikan dengan kehidupan atau budaya yang berlaku di masyarakat. Keberagaman tingkat kehidupan dan budaya pada masyarakat memerlukan berbagai teknologi untuk menyediakan pelayanan pendidikan, diantaranya komputer dengan internetnya. Internet merupakan jaringan informasi digital yang bersifat global.

3.3     Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan

3.3.1    Peranan teknologi informasi dan komunikasi

Peranan teknologi informasi dan komunikasi adalah:
a.      Menggantikan peran manusia, yaitu dengan melakukan kegiatan otomasi suatu tugas atau proses.
b.      Memperkuat peran manusia yaitu menyajikan informasi, tugas, atau  proses.
c.      Melakukan restrukturisasi atau melakukan perubahan-perubahan terhadap suatu tugas atau proses.
Perkembangan dunia yang semakin menglobal dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Globalisasi menjadikan dunia semakin penuh dengan kompetisi dan networking, maka penguasaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi faktor penting agar mampu bertahan dan bersaing. Untuk itu, perlu dilakukan cara agar dapat secara efektif mempercepat pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi yang potensinya sangat besar. Dalam hal ini, pemerintah dan masyarakat perlu secara proaktif dan dengan komitmen yang tinggi menumbuhkan komitmen mempercepat pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi secara sistematis. Pendidikan telah dengan cepat merespon perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Penerapan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang tepat dalam dunia pendidikan merupakan salah satu faktor kunci penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan bermutu merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat menentukan daya saing bangsa. Penerapan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi bukan sekedar mengikuti trend global melainkan merupakan suatu langkah strategis di dalam upaya meningkatkan akses dan mutu pendidikan. Namun dalam meningkatkan mutu pendidikan terdapat kendala diantaranya yaitu adanya kesenjangan pendidikan. Penyebab kesenjangan mutu pendidikan tersebut antara lain faktor sarana dan prasarana yang belum memadai, sumberdaya manusia yang masih terbatas dan kurikulum yang belum siap untuk menyongsong masa yang akan datang. Untuk itu diperlukan kemampuan mendayagunakan atau pemanfaatan potensi teknologi informasi dan komunikasi, secara efektif dan efisien agar tidak digital divide (kesenjangan digital) yang semakin tertinggal dari negara-negara maju. Kesenjangan prasarana dan sarana telekomunikasi dan informasi antara kota dan pedesaan, juga memperlebar jurang perbedaan sehingga terjadi pula kesenjangan digital tersebut.
Penerapan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi akan menjadi landasan sistem pendidikan masa yang akan datang yang mampu mengangkat harkat dan nilai-nilai kemanusiaan dengan terciptanya pendidikan yang lebih bermutu dan efisien, sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia.
Pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, media, dan informatika, serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global telah mengubah pola dan cara kegiatan pendidikan. Perkembangan pendidikan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, serta masyarakat informasi (information society) telah menjadi paradigma global yang dominan. Dunia pendidikan di era globalisasi ini membutuhan kapasitas dan modernisasi sistem dan jaringan informasi dan komunikasi dengan mengembangkan dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Kemampuan untuk terlibat secara efektif dalam revolusi jaringan informasi akan menentukan masa depan bangsa. Oleh karena itu, “The network is the school” akan menjadi fenomena baru di dalam dunia pendidikan.

3.3.2    Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi

Di dalam suatu program pendidikan yang bermakna, tanggung jawab utama untuk memberikan pembelajaran seharusnya merupakan tanggung jawab dari seluruh anggota lembaga pendidikan, termasuk di dalamnya tanggung jawab dalam hal desain pembelajaran, pemilihan dan kreasi pembelajaran dalam bentuk materi pembelajaran dan penugasan, mentoring pengajar yang akan mengajar, monitoring performa pengajar, atau update materi pembelajaran. Teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan lembaga pendidikan atau pihak berwenang lainnya untuk secara efektif melakukan evaluasi dan memantau seluruh pengajarnya di dalam mengajar, apakah menggunakan pembelajaran konvensional di dalam kelas atau menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh. Keberhasilan dari pembelajaran jarak jauh sangat bergantung pada kemampuan para pengajarnya untuk bertanggung jawab terhadap pembelajaran. Nilai dari para pengajar yang mampu menguasai secara tuntas di dalam mengajar pada pembelajaran jarak jauh akan semakin meningkat di dalam lembaga pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan untuk pembelajaran jarak jauh memberikan kemungkinan para pengajar melakukan pembelajaran dimanapun mereka kehendaki.
              Beberapa peran teknologi informasi dan komunikasi yang dapat memfasilitasi pembelajaran jarak jauh adalah:
a.    Asynchronous discussion.
              Pada pembelajaran online, para pembelajar dapat menggunakan waktu disesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing di dalam merefleksikan, berdiskusi dan memberikan komentarnya. Kondisi ini dapat meningkatkan kualitas diskusi dan merubah psikologi dan sosiologi komunikasi. Selain itu dapat mengembangkan strategi yang berbeda di dalam pemecahan masalah diantara para pembelajar.
b.      Instructur control of online conference and roles.
              Dengan konferensi online, pengajar dapat mengendalikan keanggotaan setiap pembelajarnya, peran pembelajar, dan memungkinkan memantau pelaksanan diskusi. Beberapa kelompok dapat pula mengembangkan online sendiri di dalam berdiskusi lebih lanjut ataupun di dalam berdiskusi dalam melaksanakan tugas, sehingga dapat memfasilitasi suatu team work.
c.       Questions and answer communication protocol:
Pengajar dapat melontarkan pertanyaan selama diskusi berlangsung. Pengajar dapat mengendalikan siapa yang sudah menemukan jawabannya dengan mencegah pembelajar lainnya untuk dapat mencontek, sampai mereka sendiri benar-benar menemukan jawabannya.
d.      Anonymity and pen name signatures.
Ketika pembelajar bekerja menjadi bagian dari diskusi yang sedang berlangsung, mereka dapat memanfaatkan pengalaman kehidupan nyata di dunia kerjanya untuk memberikan illustrasi atas pemahaman konsep yang diajarkan oleh pengajar. Misalnya, berupa komentar yang dapat memberikan makna yang lebih kepada pembelajar yang sedang belajar melengkapi apa yang diajarkan oleh pengajar. Selain itu, memungkinkan juga adanya nama samaran sehingga seseorang mampu mengembangkan personalnya tanpa diketahui identitas sebenarnya, dan secara ekstrim sangat berguna di dalam pembelajaran yang mengharapkan adanya permainan peran seperti metode pembelajaran kolaboratif.
e.       Membership status lists.
Pemantauan aktivitas seperti membaca dan memberikan respon di dalam komunikasi, memungkinkan pengajar mengetahui apa yang masing-masing pembelajar telah baca dan seberapa up-to-date setiap di dalam forum diskusi. Hal ini memungkinkan pengajar mendeteksi apabila terjadi ada pembelajar yang tertinggal pelajarannya. Kelompok pembelajar kolaboratif dapat mengusahakan setiap orang di dalam tim up-to-date. Setiap pembelajar dapat dengan mudah membandingkan frekuensi dan kontribusi relatifnya bagi pembelajar lainnya di dalam pembelajaran.

f.       Voting.
Akses yang mudah di dalam kelompok ataupun individual untuk memberikan pendapatnya dapat pula dalam bentuk voting. Voting tidak hanya digunakan ketika membuat keputusan, lebih kepada fungsinya untuk mengeksplor (menggali) dan menemukan yang disepakati dan apa yang tidak disepakati atau ketidakpastian, sehingga kelas dapat secara fokus melanjutkan diskusi. Dimungkinkan pula pembelajar merubah pendapatnya kapan saja selama diskusi berlangsung.
g.      Special purpose scaling methods.
Metode yang berguna ini dapat menunjukkan kesepakatan kelompok yang sesungguhnya dan meminimalkan ambiguisitas. Ada suatu sistem yang memungkinkan setiap pembelajar pada akhir pembelajarannya mengungkapkan apa yang mereka pikirkan paling penting dari apa yang sudah dipelajarinya.
h.      Information overload.
Hal ini dapat terjadi jika antusiasme pembelajar di dalam diskusi sangat tinggi, dengan banyaknya pembelajar saling memberikan komentar, sehingga terjadi kelebihan informasi. Masalah ini dapat diatasi dengan membatasi ukuran kelompok yang dapat ditangani oleh media teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan. Diskusi online memungkinkan setiap individu untuk memberikan komentar kapan saja tanpa perlu menunggu orang lain berkomentar terlebih dahulu.
              Di dalam semua fungsi yang ada ini, perangkat komputer dapat q    melakukan:
1) Class gradebooks, yaitu pembatasan jumlah e-mail yang mungkin akan menjadi sangat sukar bagi pengajar untuk mengelolanya apabila kelasnya besar.
2) Selection lists, yaitu pengajar dapat menentukan sejumlah pilihan yang unik sehingga setiap pembelajar dapat memilih satu item dan yang lainnya dapat melihat siapa memilih apa. Hal ini sangat effisien di dalam menyampaikan tugas individual dan mengurangi komunikasi dengan porsi yang besar.
3) Factor lists, yaitu anggota kelas atau kelompok dapat menambahkan ide, dimensi, tujuan, tugas, faktor, kriteria, dan item-item lainnya secara tunggal kemudian dibagikan untuk didiskusikan dan dimodifikasi berdasarkan hasil diskusi, lalu diadakan pemungutan suara.
4) Notifications, yaitu tanda singkat dapat memberitahukan individu ketika sesuatu terjadi yang perlu mereka ketahui. Secara sederhana dapat digunakan untuk memberikan pemberitahuan singkat kepada para pembelajar jika ada materi pembelajaran baru yang sudah dikirim atau hal-hal lainnya.
5) Calendars, agendas or schedules, yaitu para pembelajar dapat mengakses ataupun mengirimkan tugasnya sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
            Teknologi informasi dan komunikasi yang ada pada saat ini sangat banyak termasuk di dalamnya perangkat lunak. Dari jumlah tersebut hanya beberapa saja yang tetap ada dan bertumbuh sebagai paket perangkat lunak untuk pengelolaan pembelajaran. Perkembangan paket perangkat lunak untuk pengelolaan pembelajaran yang ada pada saat ini belum menyediakan fitur-fitur yang banyak, baik untuk digunakan secara individual ataupun kelompok. Begitu pula harganya yang relatif masih tinggi untuk paket-paket perangkat lunak pengelola pembelajaran. Untuk itu perlu dipertimbangkan, alangkah lebih baik apabila lembaga pendidikan mengeluarkan sedikit biaya untuk mendatangkan orang yang dapat memberikan bekal bagi para pengajar di dalam digitalisasi konten dan merancang website masing-masing, di samping bahwa kemampuan untuk digitalisasi konten dan merancang website merupakan suatu konsekuensi untuk semakin meningkatkan kemampuan. Hal ini juga merupakan suatu konsekuensi untuk pertimbangan jangka panjang, karena apabila sudah terikat dengan suatu sistem dari vendor, maka selamanya akan terperangkap dan mungkin harus terus menerus membayar kepada vendor tersebut. Pada saat sekarang, perangkat lunak berkembang dengan sangat pesat dan tidak ada satu konsumen pun yang hanya mau untuk bisa menggunakan suatu sistem dari vendor tertentu saja. Pada waktu yang akan datang perlu dipertimbangkan pula bahwa keterkinian teknologi sebagai suatu hal yang bergerak dengan cepat. Teknologi yang baik hari ini belum tentu teknologi yang baik untuk esok hari.

3.4     Manfaat Teknologi Informasi dan Teknologi dalam Pendidikan

Teknologi merupakan solusi tepat bagi masalah pendidikan. Pemanfaatan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, akan mengatasi Digital Divide (ketertinggalan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dari dunia maju). Oleh karena itu perlunya penyebarluasan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di kalangan masyarakat, khususnya dunia pendidikan dan perlunya peningkatan kualitas dumber daya manusia. Teknologi informasi dan komunikasi bagi dunia pendidikan memberikan kontribusi untuk percepatan pemerataan kesempatan belajar dan peningkatan mutu pendidikan dengan cara menyediakan informasi selengkap mungkin yang mudah tersimpan dalam otak, yang sulit diatasi dengan cara-cara konvensional. Selain itu, meningkatan kualitas sumber daya manusia dengan cara meningkatkan tingkat pengetahuan dan pemahaman (knowledge) melalui pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Teknologi informasi dan komunikasi antara lain dapat meningkatkan kecepatan dan kapasitas komponen-komponen elektronik, adanya informasi dalam bentuk digital semakin banyak, ketersediaan atau portabilitas peralatan-peralatan elektronik semakin meningkat, konektivitas (kemudahan untuk mengirimkan data diantara peralatan-peralatan komputer) meningkat sehingga tidak terbatas area lokal namun sudah interlokal/mendunia, seperti pengaksesan informasi melalui komputer, internet, e-mail, handphone, video konferensi, dan lain-lain serta kemudahan pemakaiannya pun meningkat.
Manfaat teknologi informasi dan komunikasi berkaitan dengan kegunaan dan efektivitasnya. Kegunaan, meliputi dimensi menjadikan pekerjaan lebih mudah, bermanfaat, menambah produktivitas. Sedangkan, efektivitas, meliputi dimensi mempertinggi efektivitas, atau mengembangkan kinerja pekerjaan.
Manfaat yang harus diambil dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, diantaranya:
1. Cepat, yaitu satu nilai yang relatif. Komputer bisa melakukan dalam sekejap mata dan lebih cepat daripada manusia.
2. Konsisten, yaitu komputer mampu melakukan pekerjaan yang berulang secara konsisten.
3. Tepat, yaitu komputer berupaya mengesankan perbedaan yang sangat kecil.
4. Kepercayaan, yaitu dengan kecepatan, kekonsistenan dan ketepatan, maka kita dapat memperkirakan bahwa keputusan yang dihasilkannya dapat dipercaya dan hasil yang sama bisa diperoleh berulang kali.
5. Meningkatkan produktivitas.
6. Mencetuskan kreativitas.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana pendidikan perlu terus ditingkatkan dengan memanfaatkan seoptimal mungkin aplikasi-aplikasinya. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung kegiatan pendidikan, antara lain:
a. Memperoleh berbagai informasi dari berbagai sumber informasi.
Komputer dengan internet sebagai hasil dan aplikasi dari teknologi informasi dan komunikasi, telah banyak digunakan sebagai sumber informasi yang mudah, murah, dan cepat untuk menunjang pendidikan. Dengan internet dapat mengakses informasi-informasi atau sumber-sumber lainnya. Beberapa situs telah menyediakan materi pembelajaran secara gratis yang dapat dimanfaatkan antara lain situs ilmu komputer (www.ilmukomputer.com) yang memuat materi pembelajaran khusus bidang teknologi informasi dan komunikasi, atau situs jaringan pendidikan (www.pendidikan.net), dan sebagainya. Internet pun memudahkan untuk mengakses berbagai pengetahuan ke sumber pengetahuan atau kepada nara sumber para ahli, karena tidak dibatasi oleh jarak dan waktu.
b. Penyebaran informasi.
Internet telah dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi untuk banyak orang yang dapat mencakup seluruh belahan dunia. Informasi dapat diakses tanpa dibatasi jarak, ruang, dan waktu, bisa di mana saja dan kapan saja.
c. Konsultasi dengan tutor.
Dalam pendidikan jarak jauh pengajar dan pembelajar terpisah secara fisik karena tidak ada tatap muka secara langsung, maka dalam proses pembelajarannya dibantu oleh tutor. Dengan internet perbedaan jarak, tempat, atau waktu bukan lagi menjadi masalah. Internet dapat dimanfaatkan untuk berkonsultasi dengan tutor yang berada di tempat berbeda. Misalnya, memanfaatkan layanan e-mail, chatting, ataupun mailing list.
d. Perpustakaan digital (digital library).
Perpustakaan digital sering pula disebut perpustakaan elektronik (e-library), atau perpustakaan online. Dengan perpustakaan digital ini pembelajar dapat mengakses secara online ke sumber-sumber ilmu pengetahuan atau sumber informasi dengan cara mudah dan cepat tanpa harus dibatasi dengan jarak dan waktu. Selain itu, dengan adanya perpustakaan digital ini biaya untuk menyediakan buku-buku yang tercetak di perpustakaan dapat dikurangi.
e. Pembelajaran online.
Pembelajaran online adalah proses pembelajaran dengan memanfaatkan layanan komputer dengan internetnya. Dengan menggunakan internet memungkinkan pengajar memberikan pelajarannya dan para pembelajar menerima penyajian pelajaran tersebut tanpa harus berkumpul di suatu tempat atau kelas pada satu waktu. Di samping itu, dapat menjangkau pembelajar yang berada di berbagai tempat, meskipun terpencil atau di pedalaman. Pembelajaran online juga memungkinkan pembelajar dapat saling bertukar pikiran, tanya jawab, atau berdiskusi dengan pengajar, tutor, atau dengan pembelajar lainnya. Materi pembelajaran dalam pembelajaran online dibuat interaktif, komunkatif, dan menarik untuk meningkatkan kualitas belajar, sehingga hasilnya bisa sama atau melebihi dari kualitas belajar yang dilaksanakan secara konvensional dengan tatap muka di kelas.
f. Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan Berbasis Dunia Cyber
Globalisasi dan perdagangan bebas menjadikan dunia semakin penuh dengan kompetisi dan networking. Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi sangat krusial untuk mampu bertahan dan bersaing. Pendidikan telah dengan cepat merespon perkembangan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran. Penerapan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang tepat dalam dunia pendidikan merupakan salah satu faktor kunci penting untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan dan kualitas sumber daya manusia Indonesia dengan bangsa-bangsa lain. Peningkatan kualitas pembelajaran dilakukan sebagai respon terhadap tuntutan perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, tuntutan desentralisasi, dan hak asasi manusia. Oleh karena itu, bahan kajian yang harus dikuasai oleh pembelajar disesuaikan dengan semua tuntutan yang ada tersebut.
Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat menentukan daya saing bangsa, sehingga sektor pendidikan harus terus-menerus ditingkatkan mutunya. Fakta saat ini menunjukkan bahwa faktor kesenjangan pendidikan menjadi salah satu faktor utama dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kesenjangan mutu pendidikan tersebut selain disebabkan karena faktor sarana dan prasarana yang belum memadai, sumberdaya manusia yang masih terbatas dan juga kurikulum yang belum siap untuk menyongsong masa yang akan datang. Penerapan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran adalah salah satu langkah strategis dalam menyongsong masa depan pendidikan Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran bukan sekedar mengikuti trend global melainkan merupakan suatu langkah strategis di dalam upaya meningkatkan akses dan mutu layanan pendidikan kepada masyarakat pada masa kini dan masa yang akan datang. Selain itu, bukan hanya bahan kajian saja yang harus dikuasai oleh pembelajar tetapi juga kompetensi untuk menggali, menyeleksi, mengolah dan menginformasikan bahan kajian yang telah diperoleh meskipun telah menyelesaikan pendidikannya. Dengan demikian, pembelajar memiliki bekal berupa potensi untuk belajar sepanjang hayat serta mampu memecahkan masalah yang dihadapinya. Teknologi informasi dan komunikasi masa yang akan datang perlu dikembangkankan mengarah pada terwujudnya sistem pendidikan terpadu yang dapat membangun bangsa yang mandiri, dinamis dan maju. Sudah barang tentu semua ini harus diikuti oleh kesiapan seluruh komponen sumber daya manusia baik dalam cara berpikir, orientasi perilaku, sikap dan sistem nilai yang mendukung pengembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk kemaslahatan manusia.
Secara geografis dan sosial ekonomis Indonesia, penerapan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi akan menjadi tulang punggung sistem pendidikan masa yang akan datang. Teknologi informasi dan komunikasi yang akan dikembangkan harus mampu mengangkat harkat dan nilai-nilai kemanusiaan dengan terciptanya layanan pendidikan yang lebih bermutu dan efisien, sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia di dalam zaman global dan kompetitif ini. Untuk itu, teknologi informasi dan komunikasi harus memiliki karakteristik yaitu merupakan keterampilan menggunakan sistem komputer yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak tetapi juga lebih memerlukan kemampuan intelektual. Materi dalam teknologi informasi dan komunikasi ini pun berupa tema-tema esensial, aktual serta global yang berkembang dalam kemajuan teknologi pada masa kini, sehingga dapat mewarnai perkembangan perilaku pembelajar dalam kehidupannya.

3.5     Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran

Pada era informasi sekarang ini kehidupan di bidang pendidikan tidak bisa lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi. Pembelajar dan orang-orang yang berkepentingan dengan pendidikan dituntut memiliki kemampuan memahami teknologi sesuai dengan kebutuhannya atau melek teknologi yang disebut juga memiliki literasi teknologi karena akan berperan dalam kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. Dalam era global ini, pembelajar harus mengetahui bagaimana menggunakan sepenuhnya teknologi informasi dan komunikasi. Pembelajar yang melek teknologi (technology literacy) akan mampu memilih, merancang, membuat, dan menggunakan hasil-hasil rekayasa teknologi tersebut. Pembelajar akan aktif terlibat dalam proses teknologi atau belajar memanfaatkan hasil teknologi tidak hanya mengetahui, atau mengenal saja. Pembelajar belajar merancang dan membuat karya teknologi sendiri. Selain itu, mereka dilatih menemukan dan memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-harinya yang dapat dipecahkan dengan memanfaatkan jasa teknologi.
Menghadapi perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat dan dinamis namun terkadang sulit diprediksi tersebut, maka pembelajar perlu dipersiapkan agar memiliki keterampilan yang dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan. Pembelajar diberi kesempatan untuk belajar mengembangkan keterampilan teknologi informasi dan komunikasi yang bermanfaat dalam proses belajarnya dan dalam kehidupan sehari-harinya serta dapat digunakan pada masa kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu program pembelajaran di lembaga pendidikan perlu menerapkan pembelajaran berbasis sistem informasi. Melalui pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi pembelajar sadar teknologi dan dibekali dengan kecakapan hidup yang lebih mantap dalam menentukan masa depannya dan dalam memahami perkembangan teknologi, mampu menggunakan hasil-hasil teknologi, dan mampu mendesain, membuat, dan mengembangkan suatu karya teknologi informasi komunikasi.
Mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi ke dalam pembelajaran antara lain untuk meningkatkan kompetensi pengajar dalam mengajar dan meningkatkan mutu belajar pembelajar. Teknologi informasi dan komunikasi yang sifatnya inovatif dapat meningkatkan apa yang sedang dilakukan sekarang, serta apa yang belum kita lakukan tetapi akan dapat dilakukan keteknologi informasi dan komunikasi kita mulai menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu pengajar hendaknya memanfaatkan seluruh kemampuan dan potensi teknologi untuk meningkatkan pembelajaran, terutama melakukan pembaharuan dalam upaya mengembangkan proses pembelajaran.
Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang sekarang ini memberikan pengaruh terhadap proses pembelajaran. Terjadi perubahan dalam proses pembelajaran, yaitu pembelajaran yang biasanya dilakukan terbatas di ruang kelas dengan jadwal yang telah ditentukan berkembang menjadi pembelajaran jarak jauh yang bisa dilaksanakan di manapun dan kapanpun. Pembelajaran yang biasanya melibatkan fasilitas berupa material/fisik seperti buku berkembang dengan memanfaatkan fasilitas jaringan kerja (network) dengan memanfaatkan teknologi komputer dengan internetnya, sehingga terbentuk pembelajaraan “online”.
Pembelajaran dengan muatan teknologi informasi akan berjalan efektif jika peran pengajar dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator pembelajaran atau yang memberikan kemudahan pembelajar untuk belajar bukan lagi sebagai pemberi informasi. Pengajar bukan satu-satunya sumber informasi yang disampaikan dengan ceramah meyampaikan fakta, data, atau informasi saja. Pengajar tidak hanya mengajar mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga dapat belajar dari pembelajar. Pengajar bukan instruktur yang memberikan perintah atau mengarahkan kepada pembelajar melainkan menjadi mitra belajar (partner) sehingga memungkinkan sisiwa tidak segan untuk berpendapat, bertanya, bertukar pikiran dengan pengajar.
Proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi memerlukan bimbingan dari pengajar untuk memfasilitasi pembelajaran pembelajar dengan efektif. Pengajar memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya dan menciptakan kondisi bagi pembelajar untuk mengembangkan cara-cara belajarnya sendiri sesuai dengan karakteristik.














BAB IV

PENUTUP


4.1      Kesimpulan

            Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, dapat merubah pola belajar mengajar yang dulunya masih dilakukan secara langsung bertatap muka antara pelajar dengan pengajar, sekarang dapat dilakukan secara online melalui kelas maya.
            Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak yang berguna demi tumbuhnya bangsa dan negara, dengan adanya pembelajaran jarak jauh dan memanfaatkan teknologi dan imformasi masa kini anak-anak bangsa dapat mengakses ilmu dengan mudah.

4.2      Saran

1.      Pendidik
Sebaiknya para pendidik mengerti prosedur cara pembelajaran jarak jauh dilaksanakan.
2.      Pengajar
Para pengajar dapat menerapkan tentang cara memberikan pelajaran jarak jauh terhadap pendidik.
3.      Masyarakat
Orang tua dapat mengontrol kegiatan pendidik selama proses pembelajaran jarak jauh.
4.      Pemerintah
Sebaiknya pemerintah dinas mulai sekarang dapat menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh.




DAFTAR PUSTAKA


Alatas, Abubakar (2002) Virtual Campus: a Project Proposal. Jakarta: SEAMOLEC
Bullen Mark (2001) E-Learning and Internationalisation of Education, Malaysian
Journal of Educational Technology, Volume 1, Number I, June 2001.
Penang: META.
Buck, Martin (2000) Introduction to Web Course College.
Haryono, Anung (2000) Self Learning: The Concept and its Application in ODL.
Jakarta: SEAMOLEC
Moore, Michael (1983) A Theory of Apartness and Autonomy dalam Keegan,
Desmond Six Distance Education Theorist. ZIFF: Hagen
Moore, Michael G and Kearsely, Greg (1996) Distance Education: A System View.
Belmond: Wadworth Publishing Company
Poter, Lythette (1997) Virtual Classroom, Distance Learning with the Internet.
New York: John Wiley and Sons, inc.
Regeluth, Charles M (1963) Intrucsional Design Theories and Model: An Overview
of their Current Status. London: Lawrwnce Erlabaum Associates, Publisher
Suryo, Roy (2001) Information Technology ang Communication Technology for
Open and Distance Learning. Jakarta: Pustekom-SEAMOLEC.
Asri B. 2008.  Pembelajaran Moral. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Faizah, F. 2009.  Dampak Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan, (Online), (http://www.blogger.com/profile/14458280955885383127), diakses 18 Oktober 2011.



1 komentar :

 
Toggle Footer