Recent Post

Breaking News
Loading...
Senin, 17 November 2014

Resume 6 - Kandungan Kata “Ilah” مَعْنَى اْلإِلَهِ


Kandungan Kata “Ilah”  مَعْنَى اْلإِلَهِ
Kata ILAH. Terdiri atas tiga hurup: alif, laam, dan haa
Kalau merujuk ke kamus besar bahasa Arab maka ALIHA itu memiliki beberapa arti
      Tenang/tentram (سَكَنَ إِلَيْهِ)
      Memohon perlindungan (اِسْتَجَارَ بِهِ)
      Yang dituju karena rindunya (اِشْتَاقَ إِلَيْهِ)
      Paling dicintai/dirindukan (وُلِعَ بِهِ)
      Mengabdi (عَبَدَهُ)
Tenang/Tentram (سَكَنَ إِلَيْهِ)
       Berarti لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang dapat memberikan ketenangan dan ketentraman kecuali Allah”
       Seorang Muslim harus yakin bahwa tidak ada yang dapat menenangkan dan menentramkan kecuali menjalin hubungan dengan Allah
       13:28 أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ (Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram)
       10:7 ridho dan merasa tenang dengan kehidupan dunia (وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا)
Memohon Perlindungan (اِسْتَجَارَ بِهِ)
       Berarti لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang dapat memberikan perlindungan kecuali Allah”
       72:6 minta perlindungan kepada jin, didapati adalah bencana dan dosa
       Hadits: meski semua makhluk melindungi seseorang tapi Allah hendak menimpakan bencana, maka akan tertimpa bencana. Begitu pula sebaliknya
Paling Dicintai/Dirindukan (وُلِعَ بِهِ)
       Berarti لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang dicintai atau dirindukan kecuali Allah”
       Boleh kita cinta anak, harta, dan yang lainnya, tapi yang paling dcintai haruslah Allah
       2:165 kecintaan seorang mu’min kepada Allah harus sangat cinta, bukan sama cintanya dengan kepada selainNya
       Kenapa cintai tertinggi harus kepada Allah?
      Karena tabiat cinta itu menuntut pengorbanan
      Menuruti tuntutan anak, istri, dan lainnya tidak boleh bertentangan dengan Allah
Mengabdi (عَبَدَهُ)
       Ini arti ilah yang merangkum semua arti ilah di atas
       Karena mengabdi berarti
      Merasa tenang
      Minta perlindungan
      Menuju karena rindunya
      Mencintai
       Berarti لاإله إلاالله maknanya “tidak ada yang berhak diabdi kecuali Allah”
Pengabdian Kepada Allah
       Pengabdian hanyalah kepada Allah saja karena
      Allah Pemilik otoritas
      Allah Pemilik ketaatan
      Allah Pemilik kedaulatan
Allah Pemilik Otoritas (صَاحِبُ الْوِلاَيَةِ)
       Hak memerintah dan memimpin ada di Tangan Allah, bukan yang lain
       7:54 أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ  Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah
       7:196 إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ Sesungguhnya pelindungku ialah Allah yang telah menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.
       Kalau ada manusia yang mengaku punya otoritas à merebut hak Allah = syirik
Allah Pemilik Ketaatan (صَاحِبُ الطَّاعَةِ)
       Ketaatan yang utama adalah taat kepada Allah (4:59)
       Ketaatan kepada Rasul karena Rasul tidak pernah ma’siyat kepada Allah, sehingga nilai ketaatannya sama (4:80)
       Ketaatan kepada ulil amri punya syarat, ulil amri itu taat kepada Allah
لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةٍ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ
Tidak ada ketaatan dalam ma’siyat, ketaatan itu hanya pada masalah ma’ruf (Muttafaq alaih)
Allah Pemilik Kedaulatan (صَاحِبُ الْحَاكِمِيَّةِ)
       Kedaulatan ada di tangan Allah (6:57, 12:40,67)
إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ
Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah
       Kedaulatan rakyat bermakna
      Bagaimana umat Islam sebagai mayoritas mendapatkan aspirasi-aspirasi yang Islami
      Memastikan bahwa negara ini adalah negara hukum, sehingga hak-hak terlindungi sesuai tujuan-tujuan syari’at (مَقَاصِدُ الشَّرِيْعَةِ)
اَلْوَلاَءُ وَالْبَرَاءُ  Loyalitas dan Pemutusan Hubungan
Akarnya Kokoh (أَصْلُهَا ثَابِتٌ)
       Ini syarat sebuah pohon bisa hidup dengan baik
       Akar adalah tempat menyerap makanan
       Akar juga untuk mengikat pohon dengan tanah sehingga tidak roboh
       Akar yang kokoh mampu menahan angin yang kencang
       Iman yang kuat: akar imannya menghunjam ke dalam hati
      Akan kokoh dan teguh dalam menghadapi tantangan dan ujian
Cabangnya (Menjulang) Ke Langit (فَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ)
       Karena akarnya kokoh, maka mampu menopang cabang-cabang yang menjulang tinggi ke langit
       Ketinggian atau lebarnya cabang-cabang menunjukkan akarnya juga seperti itu
       Ini adalah pohon yang rindang menyejukkan bagi siapa saja yang bernaung di bawahnya
       Daunnya juga lebat: daun adalah dapurnya pohon
       Iman yang seperti itu menyenangkan siapa saja yang bernaung di bawahnya dan memancarkan sinarnya yang menyejukkan
Kalimat yang Buruk (14:26)
       Selain لاإله إلاالله  adalah kalimat yang buruk (كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ )
       Mereka seperti pohon yang buruk (كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ)
       Cirinya tidak perlu banyak, cukup satu saja: akarnya tercerabut dari bumi (اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الأرْضِ)
      Tidak akan kokoh (مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ)
      Tidak akan menjulang ke langit dahannya
      Tidak akan berbuah
       Contoh: tauge
Rincian Kalimat لاإله إلاالله
       Kalimat لاإله إلاالله terdiri atas empat kata
1.       لا
2.       إله
3.        إلا
4.       الله
       Masing-masing memiliki fungsi
1.       لا fungsinya adalah meniadakan (اَلنَّفْيُ)
       Atau makna yang sejenis: menghancurkan, meruntuhkan, membabat, menghilangkan
2.       إله fungsinya sebagai yang ditiadakan (اَلْمَنْفِيُّ)
       Pembahasannya sudah diuraikan di A03 Ma’nal Ilah
3.       Keduanya mengandung maksud bahwa kita harus berlepas diri dari semua ilah atau disebut dengan اَلْبَرَاءُ
       Ada empat makna yang dimaksud oleh kata al-bara’
1.       Mengingkari atau menolak (اَلْكُفْرُ)
2.       Memusuhi (اَلْعَدَاوَةُ)
3.       Membenci (اَلْبُغْضُ)
4.       Memutuskan atau mengisolir (اَلْمُفَاصَلَةُ)
       Jadi memutuskan hubungan dengan semua ilah disertai pengingkaran, permusuhan dan kebencian
       Putus hubungan tanpa menolak, memusuhi dan membencinya à masih mungkin balik lagi


Syahadatain untuk Perubahan (التَّغْيِيْرُ)
       Syahadatain yang benar mampu merubah seseorang: berubah menjadi pribadi baru
       Berubah dari pribadi biasa menjadi PRIBADI YANG ISLAMI (الشَّخْصِيَّةُ الإِسْلاَمِيَّةُ)
      Pribadi yang diwarnai dengan warna syahadatain
      Pribadi yang punya sikap hidup tauhid
       Perubahan dimulai dari syahadatain, bukan dengan yang lain
Tentara Fikrah dan Akidah
       Imam Syahid Hasan al-Banna mengartikan ikhlas dengan menjadi tentara fikrah dan akidah (جُنْدِي فِكْرَة وَعَقِيْدَة )
       Setiap kata-kata, aktivitas, dan jihadnya, semua harus dimaksudkan semata-mata untuk mencari ridha Allah dan pahala-Nya, tanpa mempertimbangkan aspek kekayaan, penampilan, pangkat, gelar, kemajuan, atau keterbelakangan
       Ada sebanyak 19 ayat yang menyebutkan kata “kalimat” (كَلِمَةُ)
       Arti “kalimat”
       Pernyataan
       Ketetapan
       Konsepsi (Manhaj)
Islam vs Non-Islam
       Islam memiliki ungkapan, pernyataan, ketetapan, dan konsepsi yang berbeda dengan Non-Islam
       Merujuk pada materi “Al-Wala wal-Bara”, maka Islam telah membersihkan dirinya sebersih-bersihnya dari segala kotoran Non-Islam
Syahadatain vs Ideologi Jahiliyah
       Ungkapan, pernyataan, ketetapan, dan konsepsi Islam yang bersih itu bersumber dari syahadatain
       Sedangkan Non-Islam berasal dari pemikiran-pemikiran atau ideologi jahiliyah
      Ideologi yang tumbuh dari tumpukan dosa-dosa
      Padahal dosa itu menimbulkan bintik hitam (نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ) dalam hati (83:14)
      Apabila tidak dibersihkan dengan taubat, maka akan menutupi hati (2:7)
      Akhirnya dosa itu ditetapkan sebagai hukum
Kalimat Allah vs Kalimat Orang Kafir
       Syahadatain itu adalah Kalimat Allah (9:40), berasal dari Allah SWT
       Sedangkan ideologi jahiliyah bersumber dari ungkapan, pernyataan, ketetapan, dan konsepsi orang-orang kafir (9:40, 74)
      Mereka bagaikan berada di samudra yang dalam, gelap, ombak bergulung-gulung, tidak bisa melihat apapun bahkan dirinya sendiri pun tidak (24:40)
Kalimat Allah itu Tinggi
       Kalimat Allah itulah yang tinggi, mulia (9:40)
      Karena semua kemuliaan memang hanya milik Allah (10:65)
       Sedangkan kalimat orang-orang kafir itu rendah, hina (9:40, 95:5 أَسْفَلَ سَافِلِينَ, 98:6 هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ)
Kalimat Tauhid vs Kalimat Syirik
       Kalimat Allah yang tinggi dan mulia itu adalah kalimat tauhid: لاإله إلا الله
       Sedangkan kalimat orang-orang kafir yang rendah itu adalah kalimat syirik
      Kemusyrikan bagaikan jatuh dari langit lalu dicerai-beraikan oleh burung akhirnya jatuh di tempat yang jauh (22:31)
      Kemusyrikan menyebabkan terpecahnya kepribadian, karena tidak fokus dalam pengabdian (39:29)
Kalimat Taqwa vs Kesombongan Jahiliyah
       Kalimat tauhid itu adalah kalimat taqwa, yang menghantarkan seseorang kepada ketaqwaan (48:26)
       Sedangkan kalimat syirik menghantarkan seseorang kepada kesombongan jahiliyah (48:26)
      Suhail bin Amru ketika masih kafir dalam Perjanjian Hudhaibiyah menolak kalimat basmalah dan rasulullah (setelah Islam ia sahabat yang gigih membela Islam terutama saat menghadapi orang-orang murtad)
      Sombong itu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain (الكِبْرُ بَطْرُ الحَقِّ وَ غَمْطُ النَّاسِ)
Kalimat Baik vs Kalimat Buruk
       Kalimat taqwa adalah kalimat yang baik (14:24)
       Sedangkan kesombongan jahiliyah adalah kalimat yang buruk (14:26)
      Tidak memberikan manfaat bagi manusia
      Didengar pun tidak enak
Kuat vs Lemah
       Jadi syahadatain itu kuat
      Pasti menang (58:21)
كَتَبَ اللَّهُ لأغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
       Sedangkan ideologi jahiliyah itu lemah
      Pasti kalah dan hancur (17:81 زَهُوقًا)
مَرَاحِلُ التَّفَاعُلِ بِالشَّهَادَتَيْنِTahapan Berinteraksi Dengan Syahadatain
Syahadatain Menghasilkan Cinta
       Syahadatain yang diucapkan harus menghasilkan cinta. Kenapa?
       Karena “ilah” itu artinya yang dianut (panutan)
       Orang tidak akan manut/taat kalau tidak setia (loyal)
       Tidak akan setia kalau tidak cinta
       Jadi tuntutan syahadatain: adanya cinta
       Cinta seperti apa?
Mencintai Apa yang Dicintai
Allah dan Rasulnya (مَحَبَّةُ مَا أَحَبَّهُ اللهُ وَرَسُوْلُهُ)
       Adanya penyesuaian dalam kecintaan
       Karena belum tentu yang kita cintai, pun dicintai Allah dan RasulNya, seperti perang (2:216)
       Ulama berkata:
       مَحَبَّةُ مَحْبُوْبِ الْمَحْبُوْبِ مِنْ تَمَامِ مَحَبَّةِ الْمَحْبُوْبِ
       “Mencintai yang dicintai kekasih adalah tanda kesempurnaan cintainya kepada kekasih”
Membenci Apa Yang Dibenci
Allah dan Rasulnya (بُغْضُ مَا أَبْغَضُهُ اللهُ وَرَسُوْلُهُ)
       Allah dan RasulNya membenci perbuatan (الْفَحْشَاءِ), kemungkaran (الْمُنْكَرِ) dan permusuhan (الْبَغْيِ) 16:90 à kita pun membencinya
       Sungguh akan membuatnya tersinggung apabila kekasih membenci sesuatu tapi kita malah menyukainya
Tanda-tanda Cinta (آيَاتُ المَحَبَّةِ)
       Mengikuti Rasul SAW (إِتِّبَاعُ الرَّسُوْلِ)
      3:31 قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي
       Berjihad di jalan Allah (الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ)
      49:15 bukti iman yang kokoh adalah jihad di jalan Allah
      Berani menanggung resiko
      Kata Ulama:
      مَحَبَّةُ الْمَحْبُوْبِ لاَ تُنَالُ إِلا بِاحْتَمَالِ الْمَكْرُوْهَةِ
      “Mencintai kekasih tidak akan tercapai kecauli dengan menanggung segala resiko”
Ridho (اَلرِّضَى)
       Kalau cintanya sangat tinggi, tentu dia akan RIDHO
       Apapun yang dikehendaki oleh yang dicintai tentu ia ridho menerimanya
       Siapa yang harus kita ridhoi?
      Allah sebagai Robb kita
      Islam sebagai agama kita
      Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul kita
Pendalaman dan Perluasan Materi
       Masalah ridho akan diperdalam pada materi khusus tentang ridho (A08)
       Masalah ridho juga akan diperluas di materi
      Ma’rifatullah                  : ridho kepada Allah
      Ma’rifatul Islam                : ridho kepada Islam
      Ma’rifaturrasul  : ridho kepada Rasul SAW
       Sedangkan tentang manusia akan diperluas di materi ma’rifatul-insan

0 komentar :

Posting Komentar

 
Toggle Footer