Recent Post

Breaking News
Loading...
Kamis, 13 November 2014

Resume 4 - Kandungan Syahadat

Kandungan Syahadat (الشَّهَادَةِ)

Syahadatain.
أشهد أن لاإله إلا الله
و أشهد أن محمدا رسول الله

Apa arti kata “asyhadu”?
  1. Pernyataan  (اَلْإِعْلاَنُ)
  2. Sumpah (اَلْقَسَمُ)
  3. Janji (اَلْعَهْدُ)
Syahadah Artinya PERNYATAAN. Bahasa Arabnya: اَلإِقْرَارُ atau اَلإِعْلاَنُ (dalam bahasa Indonesia: Iklan, yang seharusnya membacanya I’lan bukan iklan). “Asyhadu” berarti “aku menyatakan”Kalau dihubungkan dengan kalimat syahadat maka artinya “aku menyatakan bahwa tidak ada ilah kecuali Allah, dan aku menyatakan bahwa Muhammad adalah utusan Allah”.
Syahadat Artinya SUMPAH. Kandungan kedua dari syahadat adalah SUMPAH. Bahasa Arabnya:  اَلْقَسَمُ. “Asyhadu” berarti “aku bersumpah”. Dihubungkan dengan kalimat syahadat maka artinya “aku bersumpah bahwa tidak ada ilah kecuali Allah, dan aku bersumpah bahwa Muhammad adalah utusan Allah” .
Ayat 63 : 1-2
إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ
       Kata “nasyhadu” berarti “kami bersumpah”
       Ini diperjelas oleh ayat berikutnya yang menyatakan  bahwa “mereka menjadikan SUMPAH mereka sebagai perisai…”
اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Syahadah Artinya JANJI
       Kandungan ketiga syahadat adalah JANJI
       Bahasa Arabnya: اَلْمِيْثَاقُ atau اَلْعَهْدُ
       “Asyhadu” berarti “aku berjanji”
       Dihubungkan dengan syahatain maka artinya “aku berjanji bahwa tidak ada ilah kecuali Allah, dan aku berjanji bahwa Muhammad adalah utusan Allah”
Ayat 7: 172
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
       Kata “asyhadahum” berarti “Aku mengambil perjanjian kepada mereka”
       Ayat ini berkaitan dengan diambilnya perjanjian oleh Allah kepada semua manusia saat ruh sudah ditiupkan kedalam jasad (janin)
Saat kita umur satu tahun saja kita tidak ingat, apalagi saat di dalam kandungan. Biasanya ibu kita yang menceritakan saat kita kecil, baru kita tahu. Dalam hal ini Allah mengingatkan kepada kita semua tentang peristiwa besar ini, agar tidak dijadikan alasan “saya lupa” (7:173).
Harus Merasa Sedang Berjanji. Orang yang membaca syahadatain harus merasakan bahwa dirinya sedang berjanji di hadapan Allah. Tuntutan: harus ditepati. Melanggar perintah/larangan Allah, meski kecil, merasa bahwa dirinya telah berkhianat.
       Jadi syahadat berarti pernyataan, sumpah, dan janji
       Orang yang bersyahadat harus menyadari bahwa ia lagi menyatakan, bersumpah, dan berjanji kepada Allah bahwa tidak ada ilah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah
       Ini seharusnya dirasakan ketika kita membaca syahadat saat tahiyyat dalam shalat
Kalau kita benar-benar menghayati ketiga makna ini, maka kita telah memiliki komitmen di dalam hati kita à hati terikat dengan syahadatain. Komitmen itulah yang disebut IMAN. Contoh pribadi yang menyadari ini
       Bilal bin Rabbah
       Yasir dan Sumayyah
       Mush’ab bin Umair
Iman yang Benar (اَلإِيْمَانُ الْحَقُّ). Iman yang benar juga harus memenuhi tiga hal
      إِقْرَارٌ بِاللِّسَانِ (menyatakan dengan lisan)
      تَصْدِيْقٌ بِالْقَلْبِ (membenarkan dengan hati)
      عَمَلٌ بِالْجَوَارِحِ وَالْحَرَكَاتِ (mengamalkan dengan anggota badan dan gerakan-gerakan). Ketiganya harus ada, tidak boleh hilang satu pun.
Kandungan pertama syahadat adalah pernyataan. Ini menghasilkan STATUS keIslaman seseorang. Status ini tidak akan hilang hingga LISANNYA mengingkarinya, bukan karena perbuatannya. Tidak boleh mengkafirkan seseorang yang status kemuslimannya masih tetap ada. Status itu sangat penting, karena menentukan diterimanya amal seseorang. Kalau dia tidak punya status (sebagai Muslim) maka amalnya batal. Bila seseorang sudah merasakan kandungan kedua dari iman, maka batinnya bernilai. Ini tentu tidak kelihatan. Tapi bisa dilihat dari SIKAP
Hati yang membenarkan menghasilkan sikap yang baik
      Hati yang menolak memunculkan sikap yang buruk
Amal yang dilakukan seseorang menunjukkan bahwa dirinya memiliki nilai lahir. Ini kelihatan, misalnya mendirikan shalat, berpuasa di bulan Ramadhan, menunaikan zakat, berhaji, dsb. Jika ketiga kandungan iman ini ada, maka seseorang telah memiliki:
      Status (sebagai Muslim)
      Nilai (batin dan lahir)
Keduanya sama-sama penting
      Ada status tapi tidak ada nilai?
      Ada nilai tapi tidak ada status?
Umar ra pernah menangis ketika bertemu dengan seorang pendeta. “Amalnya banyak, tapi kelak masuk neraka.”
MUNAFIK. Asal katanya: اَلنَّفَقُ (LUBANG DI TANAH). Bintang Yarbu’ punya rumah dengan DUA PINTU à pintu satunya adalah pintu rahasia yang disebut نَافِقَةٌ .Lorong Mina bahasa Arabnya Nafaq Mina.
Munafik Amali (الْمُنَافِقُ الْعَمَلِيُّ). Ini disebutkan dalam dua hadits yang sangat terkenal
       آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ“. Tanda-tanda munafik ada tiga: apabila berbicara bohong, apabila berjanji ingkar, dan apabila dipercaya berkhianat” (HR Bukhari-Muslim).

Empat Tanda Munafik yaitu
a.      Munafik I’tiqodi (الْمُنَافِقُ الإِعْتِقَادِيُّ) Tokoh utamanya: Abdullah bin Ubai bin Salul (harus lengkap namanya karena ada sahabat bernama Abdullah bin Ubai bin Ka’ab). Mereka ikut shalat, tapi shalatnya malas dan riya (4:142). Bahkan mereka ikut berjihad, tapi di tengah jalan pulang atau diserse (Perang Uhud), atau tetap ikut peperangan tapi membuat kekacauan (Perang Al-Muraisi). Puncaknya terjadi menjelang Perang Tabuk: mereka mendirikan masjid tandingan (Masjid Dhirar)
b.      Orang munafik kalau berterusan dalam kemunafikannya akan menjadi FASIK. FASIK = اَلْخَارِجُ عَنِ الطَّاعَةِ(tidak mau taat). Orang Arab berkata, فَسَقَتِ الرُّطْبَةُ apabila korma terkelupas dari kulitnya. Tikus disebutفُوَيْسِقَةٌ karena keluar dari liangnya untuk mengadakan pengrusakan

Ciri-ciri Fasik (2:27)
  1. Merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh
      Janji itu adalah mentauhidkan Allah (7:172)
      Janji itu juga pengakuan bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul
      Janji juga berupa perintah dan larangan Allah
  1. Memutuskan apa-apa yang diperintahkan supaya dihubungkan (silaturrahim dan hubungan kekerabatan)
  2. Mengadakan kerusakan di muka bumi
       Tiga sifat di atas sebagai tambahan tiga sifat munafik seperti dalam hadits yang masyhur
       Apabila mereka menang, tampaklah ke-6 sifat itu
       Tapi apabila mereka kalah, mereka menampakkan tiga sifat seperti dalam hadits itu
ISTIQOMAH
       Mu’min yang selalu menjaga lisan, hati dan anggota badannya dengan yang dituntut oleh Allah dan RasulNya, maka dia berada dalam kondisi istiqomah
       Istiqomah tidak bisa datang tiba-tiba, tapi melalui proses
       Itulah kenapa digunakan kata “tsumma” (kemudian)
Keberanian (َلشَّجَاعَةُ)
       Dikatakan kepada orang yang istiqomah أَلا تَخَافُوا  (janganlah kalian khawatir), maka dia tidak akan khawatir 46:13 (فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ)
       Artinya dia selalu berani

Tenang (اَلاِطْمِئْنَانُ)
       Musibah apapun yang menimpanya tidak akan menumbangkannya (putus asa)
       Sebaliknya, kebaikan apapun yang diraihnya tidak membuatnya sombong (57:22-23)
       Ketenangan dan kestabilannya karena menyadari semua takdir Allah itu baik (كُلُّ مَا قَدَّرُ اللهُ خَيْر)

Optimis (اَلتَّفَاؤُلُ)
       Memandang masa depan penuh dengan keyakinan (optimis)
       Malaikat memberikan kabar gembira tentang sorga yang telah dijanjikan
       Melihat masa depan Islam pun yakin bahwa masa depan di tangan Islam (الْمُسْتَقْبَالُ لِهذَا الدِّيْنِ)

Bahagia Sejati (اَلسَّعَادَةُ)
       Jika seseorang hidupnya penuh keberanian, tenang dan optimis, maka berarti telah tercapai kebahagiaan hakiki
       Bagaimana bahagia kalau salah satunya hilang?

       Jadi syahadah menghantarkan kita kepada sa’adah (مِنَ الشّهَدَةِ إِلَى السّعَادَةِ)

0 komentar :

Posting Komentar

 
Toggle Footer