Recent Post

Breaking News
Loading...
Rabu, 17 Desember 2014

Resume 12 : Kebutuhan Manusia terhadap Rasul

حَاجَةُ اْلإِنْسَانِ إِلَى الرَّسُوْلِ

Kebutuhan Manusia terhadap Rasul

Manusia Pertama
       Ketika Allah SWT menurunkan Adam AS beserta istrinya ke bumi, maka kemudian memiliki anak
       Setiap kali mengandung, Hawa melahirkan satu pasang anak kembar: laki-laki dan perempuan
       Syari’at yang diterapkan: perkawinan silang dan tidak boleh menikah dengan kembarannya

Perkembangan Manusia
Manusia kemudian berkembang dan menyebar ke berbagai tempat Mereka bersuku-suku dan berkabilah-kabilah Mereka hidup tanpa petunjuk, sehingga menyimpang dari kebenaran Allah SWT mengutus RasulNya untuk mengembalikan mereka ke jalan kebenaran Rasul yang diutus biasanya berasal dari kaum mereka sendiri

Fitrah Manusia (اَلْفِطْرَةُ)
Allah SWT telah menanamkan fitrah (Islam) kedalam setiap janin yang sudah ditiupkan ruh Saat itulah Allah mengambil perjanjian kepada manusia dengan sebuah pertanyaan, “Apakah Aku ini Rabb kalian?” Maka semuanya membenarkannya dan menjadi saksi Karena itulah, peradaban apapun yang berlaku pada manusia, purba ataupun modern, ada yang tidak dapat dihilangkan dari diri manusia

Mengakui Eksistensi Pencipta 
(وُجُوْدُ الْخَالِق)
Fitrah yang ditanam oleh Allah tidak akan pernah hilang, yang terjadi adalah tertutupi dengan kotoran-kotoran lain Oleh karena itu, manusia pasti mengakui bahwa di balik alam semesta yang megah dan teratur ini, ada Penciptanya Hanya saja, karena tidak ada PETUNJUK yang benar, manusia berbeda-beda (salah) dalam menyebut dan mensifatinya

Sang Pencipta
       Keterbatasan akal manusia menyebabkan kesalahan dalam menggambarkan Sang Pencipta
       Ada yang menganggap bahwa Pencipta itu terbatas pada satu kemampuan: langit sendiri penciptanya, laut, gunung, awan, dll ada pencipta dan pemeliharanya sendiri-sendiri
      Bhrahma: dewa pencipta alam
      Shiva: dewi perusak alam
       Menyembah perusak lebih disukai dari pada pencipta, sehingga patung dewi Shiva yang lebih banyak disembah

Bangsa Arab
Bangsa Arab berasal dari keturunan Ismail AS Mereka pertama kali mendapat bimbingan dari Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS Sepeninggal Ismail AS tidak ada lagi Rasul yang diutus kepadanya sehingga terjadi banyak penyimpangan Mereka mengakui dengan pasti akan keberadaan Allah sebagai Pencipta dan Pengatur alam, tetapi mereka mensekutukannya dengan lainnya Setelah mengenal Pencipta, maka mereka pun menyembahnya Akan tetapi, terjadi berbagai macam cara penyembahan Semuanya tidak lepas dari berbagai kemusyrikan yang menyertai penyembahan kepada Sang Pencipta Menyembah berbagai dewa-dewi, binatang, arwah, bintang, matahari, malaikat yang dianggap anak perempuan Allah (kepercayaan kafir Quraisy), berhala-berhala (27:24, 39:2) Mengadakan berbagai sesaji dan korban untuk “tuhan-tuhan” itu

Fitrah itulah yang mendorong manusia memiliki naluri untuk menghormati, mengagumi, mensucikan, mengkultuskan Dzat yang dianggap Tertinggi Selanjutnya di hadapan Dzat atau berbagai Dzat itu mereka menundukkan diri, menghinakan diri, ruku’, sujud Sejarah manusia dalam setiap masa selalu ada tempat-tempat ibadah atau pemujaan Fitrah juga mendorong manusia hidup secara teratur Mereka hidup berkelompok-kelompok (49:13)

Mereka menunjuk satu orang sebagai pemimpin mereka Mereka mentaati aturan yang disepakati bersama atau yang ditentukan oleh sang pemimpinHanya saja, karena ketiadaan petunjuk akhirnya mereka merasa lebih tinggi (superior) dibanding lainnya à terjadi penindasan, peperangan, penjajahan, perbudakan

Sejarah mencatat berbagai bentuk fanatisme suku atau bangsa Banga Arya merasa dirinya bangsa suci, tinggi Begitu pula bangsa Yahudi, bangsa kulit putih, bangsa Arab di masa sekarang  Paham nasionalisme yang semula baik, kemudian berkembang menjadi chauvinisme (nasionalisme sempit dan berlebihan) Antar-suku Arab Quraisy sering terjadi perang karena masalah yang sepele Arab Madinah dibantu oleh Yahudi terlibat Perang Bu’ats selama 40 tahun sebelum Islam masuk

Kekacauan
Ketiadaan petunjuk menyebabkan terjadinya berbagai macam kekacauan
      Kacau dalam mempersepsikan Sang Pencipta
      Kacau dalam peribadatan
      Kacau dalam fanatisme dan penindasan terhadap rakyat oleh penguasa
Eropa berabad-abad hidup dalam kegelapan sebelum kedatangan Islam kesana Arab adalah bangsa yang tidak diperhitungkan dalam percaturan dunia sebelum kedatangan Islam 

Petunjuk Rasul (هِدَايَةُ الرَّسُوْلِ)
 Untuk mengatasi dan menyelesaikan berbagai kekacauan itu, maka Allah mengirim para rasul untuk memberikan petunjuk kepada umat manusia 42:52-53 وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus) Petunjuk itu berupa WAHYU yang Allah turunkan kepada para nabi dan rasul, di antaranya berupa shuhuf (87:18-19) dan kitab-kitab (2:2)

Mengenal Pencipta (مَعْرِفَةُ الْخَالِقِ)
Dengan petunjuk itulah manusia dikenal oleh para rasul tentang Pencipta satu-satunya alam semesta ini, yaitu ALLAH SWT
      Rabb kalian adalah ALLAH (ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ)
      Tidak ada ilah kecuali Dia (لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ)
      Pencipta segala sesuatu (خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ)
      Sembahlah Dia (فَاعْبُدُوهُ)
      Dia adalah Pemelihara segala sesuatu (وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ)

Pedoman Hidup 
Para rasul juga memberi petunjuk tentang aturan-aturan yang seharusnya menjadi pedoman hidup mereka, bukan aturan-aturan yang dibuat mereka Pedomana hidup itu seharusnya mampu mengarahkan manusia pada jalan yang lurus (shiratul mustaqim) bukan jalan yang menyimpang dan sesat Pedoman hidup itu adalah ISLAM (6:153) inilah yang mesti diikuti dan jangan mengikuti pedoman yang lain karena akan menyimpangkan dari jalur yang benar
Contoh Pelaksanaan
Para rasul tidak sekedar menjelaskan pedoman hidup secara teoritis saja, tetapi mereka menerapkan secara langsung dalam kehidupan mereka , Mereka adalah contoh hidup (نَمُوْذَجُ حَيٍّ) dari pelaksanaan pedoman hidup itu kita disuruh mencontoh kepada Nabi Ibrahim dan orang-orang yang mengikutinya, termasuk Rasulullah SAWRasulullah SAW adalah teladan yang baik Dikatakan bahwa Rasulullah adalah Al-Qur’an yang berjalan karena akhlaknya adalah al-Qur’an (كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ) HR. Ahmad

Beribadah dengan Benar 
Berkat petunjuk Rasul, manusia mengenal Allah SWT dengan benar dan mengikuti pedoman hidup yang sejati Dengan begitu, manusia akhirnya dapat beribadah kepada Allah SWT dengan ibadah yang benar beribadah dengan memurnikan ketaatan

0 komentar :

Posting Komentar

 
Toggle Footer