Recent Post

Breaking News
Loading...
Selasa, 12 November 2013

KETIKA JAMU DAN BOLPOINT MENJADI RUPIAH PERTAMAKU

Tugas Perkuliahan oleh Bpk Gatot seorang direktur SEAMOLEC

Pengalaman berjualan jamu waktu SMK :

Pertama-tama sebelum saya menceritakan pengalaman tentang bagaimana saya mendapatkan penghasilan pertama ketika belajar menjadi seorang wirausahawan (entrepreneur), perkenalkan nama saya Bima Laksana Putra, biasa di panggil Bima. Nah, Tentang biografi saya, dari SMK saya sudah mempelajari tentang IT Programming, yang sampai sekarang ini (kuliah) bidang tersebut masih saya jalani. Menjadi seorang guru IT dan Programmer adalah cita-cita saya. Kota Malang adalah kota saya lahir dan besar disana.
Sehubungan dengan biografi waktu saya SMK, pengalaman rupiah pertama kalinya yang pernah saya dapatkan dengan hasil keringat saya sendiri yaitu ketika saya masih duduk di kelas X SMK dengan berjualan Jamu sachet-an, Nah bagaimana alur ceritanya mari kita langsung menuju ke TKP.
Hari Selasa, ketika mata pelajaran kewirausahaan jam ke dua di mulai, yang pasti sudah pada tahu waktu SMK pasti ada pelajaran KWU atau kewirausahaan. Guru KWU saya yaitu seorang wanita yang jutek banget membawa beberapa kardus dengan didampingi ketua kelas dan seseorang yang asing yang tidak saya kenal. Tadinya saya pikir kita satu kelas akan mendapatkan souvenir atau semacam itulah, ternyata didalam kardus tersebut berisi beberapa pack jamu sachet-an yang ternyata setiap siswa diberi 5 pack jamu yang 1 packnya terdiri dari 12 sachet dan jamu tersebut ternyata harus dijual minimal harus habis 3 pack untuk mendapatkan sertifikat junior entrepreneur selama 1 minggu atas instruksi dari orang asing tersebut.
Hari pertama setelah mendapat kan 5 pack jamu kunir yang harus dijual, pulang sekolah langsung menyiapkan produk jamu yang akan dijual, dan keliling perumahan ke rumah tetangga untuk menjual jamu tersebut walaupun mereka hanya membeli 1 – 2 sachet saja, begitu seterusnya sampai 3 hari, kemudian jamu saya hanya tertinggal 3 pack jamu saja atau 36 sachet jamu yang masih harus dijual lagi. Tolakan atas produk jamu ini bermacam-macam dari yang mentertawakan produk ini karena mereka bilang dalam bahasa jawa “Halah mas wong mek jamu ngene wae di dol, aku yo iso nggawe dewe” yang artinya adalah cuma jamu begini saja di jual, saya juga bisa membuatnya sendiri. Dan  ada juga yang berkata bahwa harga yang saya tawarkan terlalu mahal untuk dijual.
Hari minggu setelah produk jamu tersebut masih harus di jual lagi saya putuskan untuk mejualnya pada saudara saya, yang tinggal di daerah Sukun Malang. Setelah menjelaskan panjang lebar mengenai produk jamu tersebut paman saya akhirnya membeli 1 pack produk jamu yang saya tawarkan. Alhamdulillah 3 pack produk jamu yang saya jual telah laku, setidaknya sertifikat jelas akan telah saya pegang untuk masa depan nantinya…  J. Jam menunjukkan pukul 09.00 am aku dan teman-teman memutuskan untuk refreshing pergi ke tempat pariwisata daerah Batu Kabupaten Malang, setelah selesai bermain kita putuskan untuk keluar dan membeli es buah di pinggir jalan, tas yang tadinya berisi uang dari hasil jualan jamu dan 2 pack jamu yang ada di dalam tas saya letakkan di kursi agar tidak memberatkan punggung saya. Setelah selesai makan es buah kita putuskan untuk pergi ke daerah Malang Kota tepatnya di Senaputra untuk ketemu dengan beberapa teman yang sedang ada disana, ketika ketemuan di depan Senaputra kita ngobrol-ngobrol bercanda ria sampai akhirnya saya sadar bahwa tas yang isinya uang dan sisa jamu yang ada di dalamnya tertinggal di kursi ketika kami membeli es buah tadi. Akhirnya saya putuskan untuk kembali ke tempat tersebut dengan teman saya yang saya bonceng, karena saking gugupnya jalan raya arah Batu ke kota Malang yang searah saya terjang saja, akirnya saya pun mendapat cemooh dari warga sekitar, saya putuskan untuk kembali ke jalur yang benar dengan teman saya yang membonceng saya….J. Saya hanya dapat berharap semoga tas saya aman sentosa….J. Dan Alhamdulillah tas tersebut masih utuh berserta isinya, pembelajaran bagi saya agar tidak teledor dalam suatu hal dan harus lebih berhati-hati lagi.
Agar produk yang saya jual tidak sama dengan standar minimum yang telah disarankan oleh guru KWU, saya putuskan untuk orang tua saya membeli 1 pack saja. Laporan keuangan dari berjualan jamu adalah 1 sachet jamu saya jual Rp. 5000,- dan 1 pack jamu saya jual Rp. 50.000,-. Total pemasukan yang saya miliki sebesar :
1.      Dari hasil keliling perumahan :
            1 pack : Rp. 50.000,-
            24 sachet : Rp. 120.000,-
2.      Dari hasil 2 pack yang saya jual ke saudara dan orang tua : Rp.100.000,-
3.      Total keseluruhan : Rp. 270.000,- ada di tangan saya.
Hari Selasa waktu pelajaran KWU untuk mengumpulkan laporan hasil jualan tersebut, akhirnya sertifikat pun ada di tangan saya sekarang.


Pengalaman berjualan bolpoint ketika outbound :
            Hari Minggu pagi kami para mahasiswa D1 – D3, serta anak magang SMK dari sebuah instansi yang bernama SEAMOLEC yang bekerja di bawah naungan menteri kependidikan yang menyelenggarakan kegiatan outbound untuk melatih kita dan belajar menjadi seseorang yang memiliki potensi untuk menjadi seorang technopreneur dengan cara berjualan bolpoint dengan harga yang aslinya hanya tidak sampai kalau hanya Rp. 5.000,- saja dan dijual dengan target minimum Rp. 50.000,-. Lalu bagaimana jalan cerita tentang cara menjual bulpoint yang dengan harga yang selangit seperti itu dan berhasil. Oke baca terus sampai habis cerita berikut ini.
            Selesai mendapatkan arahan dari Pak Stanley seorang pembimbing kegiatan outbound. Kita yang tadinya sudah dibagi menjadi beberapa team, masing-masing aggota harus menjual 1 bolpoint.
            Team saya yang beranggotakan 12 orang dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menyebar keseluruh wilayah sekitar UT (Universitas Terbuka), saya dan kelompok saya mendapat bagian untuk menyebar ke wilayah jalan raya yang ramai yaitu UT daerah Pondok Cabe sampai dengan  perempatan Gaplek. Nah, oke langsung saja di depan UT ada dua orang yang memakai pakaian resmi (batik) yang rapi mereka sedang asik makan mie ayam, dan dengan bermodal kan rasa percaya diri dan slayer berwarna biru di kepala kita, kelompok kami berangkat untuk menghampiri kedua orang tersebut, kami menawarkan produk bolpoint tersebut dengan cara mengatakan bahwa produk ini bukan atas dasar hanya berjualan semata saja melainkan melatih diri kami untuk menjadikan pribadi yang memiliki rasa percaya diri dan membuang segala rasa malu, 1 bolpoint pun terjual dengan harga Rp. 50.000,-.
            Berangkat ke tempat kedua kami meyebar lagi saya bertempatan untuk menjual produk tersebut di POM Bensin, disana kami menhampiri seorang pemuda yang turun dari mobil untuk isi ulang bahan bakar, oke langsung saja memancarkan serangan…  J, kami ngomong panjang lebar dengan pemuda tersebut dan dia berkata bahwa kegiatan ini harus ada surat keterangan pasti dari ketua penyelenggara kegiatan tersebut, bersih keras saya mencoba untuk merayu agar bolpoint saya terjual akhirnya orang tersebut malah berbicara mas ini saya kasih uang saja bolpointnya dibawa aja, waduch saya bingung mau ngomong apa, akhirnya untuk melebih yakinkan lagi kepada pemuda tersebut saya membuat pernyataan bahwa kami tidak bulpoint ini harus terjual dan team yang membawa bolpoint tersebut harus segera habis di jam telah ditargetkan.
            Target selanjutnya kelompok kami menuju ke perempatan Gaplek tepatnya di KFC menunggu pelanggan KFC yang sedang keluar. Seorang ibu dengan membawa bungkusan makanan yang telah dibeli di tempat makan tersebut saya dan kelompok saya segera menghampiri untuk menawarkan bulpoint dengan menawarkan seharga Rp. 50.000, - dan di tambah dengan jurus-jurus sakti dalam bentuk perkataan yang merayu…  J.
            Penolakan dari customer terjadi ketika kita mencoba untuk menjual di lampu merah perempatan, mereka yang membawa mobil hanya melambaikan tangan, mungkin karena mungkin mereka berpikir kita ingin begal mereka karena terlihat memakai slayer di atas kepala seperti preman atau aktivis yang menginginkan seuatu.
            Waktu menunjukkan proses berjualan bulpoint akan segera selesai, kami segera kembali ke markas untuk mengumpulkan laporan uang yang kami peroleh sambil mampir ke tempat pencucian mobil untuk menjual, Alhamdulillah dengan kita berjalan bersama-sama dengan penjelasan yang rinci seorang bapak yang berada disana yang sedang menunggu mobilnya selesai dicuci orang tersebut justru membeli bolpoint itu seharga Rp. 100.000,-. Benar-benar pengalaman yang sangat berharga bagi hidup saya ketika kita bisa mendapatkan uang sebesar itu walaupun hanya dalam waktu 1 jam saja….  J.
Dari dua cerita diatas semoga menjadikan diri kita ini untuk lebih percaya diri, mandiri, dan berani untuk berwirausaha.

---==~~ SEKIAN ~~==---

0 komentar :

Posting Komentar

 
Toggle Footer