BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perubahan pengetahuan dan teknologi yang berlangsung secara cepat dan terus
menerus, yang dianggap sebagai potensi utama untuk menggerakkan kemajuan
masyarakat di berbagai aspek kehidupan, belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh
masyarakat Indonesia. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh sistem
pendidikan di Indonesia, untuk secara
terus menerus memfasilitasi dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk
menjawab kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan diharapkan dapat menyiapkan peserta didik untuk mampu
mengembangkan diri mereka menjadi masyarakat yang berbudaya, dengan cara
menciptakan atmosfer pendidikan yang mendukung dan proses pembelajaran yang kreatif yang melibatkan peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran yang mencerahkan. Namun untuk mencapai hal
tersebut berbagai kendala dihadapi terutama kendala waktu dan tempat. Kendala
waktu dan tempat ini masih merupakan salah satu kendala yang sangat nyata, yang dapat diatasi melalui metode pembelajaran dengan
sistem PJJ. Dalam sistem PJJ peserta didik dapat meningkatkan kemampuan melalui
suatu pendidikan formal maupun non formal, sambil tetap menjalankan tugas
mereka sehari-hari.
Visi Kementerian Pendidikan
Nasional (Kemdiknas) menekankan pada terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional untuk membentuk insan Indonesia cerdas
komprehensif. Untuk mencapai visi ini maka Kemdiknas menetapkan misi yaitu
ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan, dan kepastian jaminan.
Seluruh misi ini dapat dijangkau dengan pemanfaatan PJJ sebagai salah satu
bentuk layanan pendidikan kepada masyarakat.
Strategi Kemdiknas untuk mencapai
visi dan misi yang telah diuraikan sebelumnya adalah dengan meluaskan akses ke semua jenjang, jenis
dan bentuk pendidikan bagi masyarakat
yang memerlukan. Perluasan tersebut dicapai bukan hanya dengan membangun
institusi pendidikan baru tetapi dengan meluaskan kapasitas institusi yang
telah ada. Salah satu cara perluasan tersebut adalah dengan mengizinkan
institusi pendidikan untuk menerapkan sistem
modus ganda, yaitu pendidikan tatap muka
dan jarak jauh yang keduanya menerapkan pemanfaatan TIK dalam proses
pembelajaran.
Banyak
orang diseluruh penjuru dunia mengakui bahwa pendidikan jarak jauh (PJJ) dapat
digunakan sebagai salah satu cara yang efektif untuk mengatasi permasalahan
pendidikan yang sulit diatasi dengan cara konvensional. Permasalahan itu
misalnya banyak anak usia sekolah yang tidak dapat mengikuti pendidikan
konvensional karena tinggal di tempat yang jauh dari sekolah, banyak anak
maupun orang dewasa yang ingin memperoleh pendidikan tetapi tidak dapat
mengikuti pendidikan konvensional karena harus bekerja mencari nafkah pada jam
sekolah, banyaknya orang pada waktu mudanya mendapatkan kesempatan memperoleh
pendidikan dan sekarang ingin mendapatkan kesempatan kedua tetapi tidak
meninggalkan pekerjaannya, banyaknya orang yang ingin mendapatkan pendidikan
tetapi tidak dapat karena cacat badan, sakit, tinggal di penjara, tidak dapat
meninggalkan rumah karena banyaknya urusan dan tanggung jawab keluarga, dan
sebagainya.
Makalah
ini membahas mengenai PJJ, efektivitas dan kelemahan system yang digunakan
selama ini, timbulnya keinginan untuk mengembangkan kelas virtual sebagai cara
baru dalam menyelenggarakan sistem PJJ, serta potensi, cara menggunakan, dan
kelemahan model PJJ melalui internet ini.
1.2
Tujuan dan Karakteristik PJJ
PJJ bertujuan meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan, serta
meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan. PJJ mempunyai karakteristik terbuka, belajar
mandiri, belajar tuntas, menggunakan TIK pendidikan, dan/atau menggunakan teknologi pendidikan
lainnya.
Karakteristik PJJ adalah:
a.
Keterpisahan antara dosen/tutor dan mahasiswa.
b.
Suatu proses yang terorganisasi yang melibatkan institusi
pendidikan.
c.
Interaksi dilaksanakan lewat berbagai media pembelajaran
(cetak, audio, video, computer, multimedia, dan berbasis web) untuk
memfasilitasi interaksi pembelajaran antar dosen/tutor dan mahasiswa.
d.
Tersedianya sarana komunikasi dua arah, sehingga siswa
dapat berdialog untuk tujuan pembelajaran dan tujuan lainnya.
e.
Kemungkinan disediakannya kesempatan untuk bertemu secara
tatap muka untuk tujuan pembelajaran atau interaksi sosial.
f.
Proses pendidikan seperti proses dalam industri, yaitu
ada pembagian peran yang jelas, antar yang melakukan proses manajemen,
pembelajaran, ujian, dan produksi bahan
ajar.
Terbuka adalah PJJ dapat diikuti oleh
siapa saja tanpa batasan usia, sesuai dengan jenis, jenjang, dan minat bidang
yang ingin dipelajari, dan melalui metode pembelajaran yang cocok untuk
dirinya. Belajar mandiri adalah peserta didik diharapkan mampu memotivasi
dirinya untuk belajar dengan bantuan belajar seminimal mungkin dari pendidik.
Layanan bantuan belajar disediakan oleh intitusi pendidikan melalui berbagai
media atau secara tatap muka dengan pendidik. Mahasiswa diharapkan secara
mandiri dan aktif mengakses bantuan belajar yang tersedia itu. Belajar tuntas
adalah tersedikanya semua kompetensi yang hendak dicapai melalui sistem
pendidikan jarak jauh sehingga setiap peserta didik dapat mempelajari
kompetensi yang diinginkan secara tuntas sesuai dengan keceptan belajarnya
sendiri. Penggunaan TIK pendidikan berarti proses PJJ harus memanfaatkan TIK
dan teknologi pendidikan lainnya untuk memfasilitasi interaksi yang
membelajarkan. Interaksi yang membelajaran dengan memanfaatkan TIK harus
dirancang dengan sistematis. Perancangan ini disebut teknologi pendidikan.
1.3
Penyelenggara PJJ
PJJ dapat
diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan yaitu:
a.
jalur pendidikan
formal dan nonformal;
b.
jenjang
pendidikan anak usia dini; pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan
tinggi; dan
c.
jenis pendidikan
akademik, vokasi dan profesi.
Penyelenggaraan PJJ dilaksanakan sesuai Standar
Nasional Pendidikan dengan ketentuan:
a.
tersedianya
kurikulum dan bahan ajar mandiri berbasis TIK yang terancang dan terproduksi
secara sistematis seuai dengan kaidah yang berlaku;
b.
menggunakan moda
pembelajaran yang peserta didik dengan pendidiknya terpisah;
c.
menekankan
prinsip belajar secara mandiri, terstruktur, dan terbimbing dengan menggunakan
berbagai sumber belajar;
d.
menjadikan media
pembelajaran sebagai sumber belajar yang lebih dominan daripada pendidik; dan
e.
menggantikan
pembelajaran tatap muka dengan interaksi pembelajaran berbasis TIK, meskipun
tetap memungkinkan adanya pembelajaran tatap muka secara terbatas.
Pendidikan jarak jauh memberikan pelayanan berbasis
teknologi informasi dan komunikasi untuk kegiatan:
a.
penyusunan bahan
ajar;
b.
penggandaan dan
distribusi bahan ajar;
c.
proses
pembelajaran melalui kegiatan tutorial, praktik, praktikum, ujian; dan
d.
administrasi
serta registrasi.
PJJ yang memberikan pelayanan berbasis teknologi
informasi dan komunikasi dilaksanakan tanpa mengesampingkan pelayanan tatap
muka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh (PJJ) berkembang sudah
lama sebelum kita di Indonesia menggunakannya. Banyak definisi yang digunakan
untuk PJJ. JW.keegan melakukan penelitian mengenai praktek penyelenggaraan dan
definisi PJJ yang digunakan di berbagai Negara di dunia. Dia melakukan analisis
dan menelaah di berbagai definisi yang hamper sama, mulai dari definisi Doamen
(1967), Meckenzie, Christense; dart Rigby (1968); Undang-Undang Pendidikan
Perancis (1971); Peters (1973), Holmberg (1977) dan membuat sintese mengenai
definisi-definisi tersebut. Menurut dia ada eman unsur dasar pengertian (six
defining elements) Pendidikan Jarak Jauh yang dapat diketengahkan, yaitu:
§ Terpisahnya
guru dan siswa. Karakteristik inilah yang membedakan PJJ dari pendidikan
konvensional.
§
Adanya lembaga yang mengelola PJJ. Hal ini
yang membedakan orang yang mengikuti PJJ dari orang yang belajar sendiri (self
study).
§
Digunakannya media ( biasanya media tercetak)
sebagai sarana untuk menyajikan isi pelajaran.
§
Diselenggarakannya system komunikasi dua arah
antara guru dan siswa atau antara lembaga dan siswa sehingga siswa mendapatkan
manfaat darinya. Dalam hal ini siswa dapat berinisiatif untuk terjadinya
komunikasi itu.
§
Pada dasarnya PJJ itu bersifat pendidikan
individual. Pertemuan tatap muka untuk melengkapi proses pembelajaran
berkelompok maupun untuk sosialisasi dapat bersifat keharusan (compulsory),
pilihan (optional), ataupun tidak ada sama sekali tergantung kepada organisasi
penyelenggaranya.
Definisi tersebut berlaku bagi berbagai sistem
atau model PJJ yang menggunakan nama yang berbeda-beda seperti Correspondence
School, Distance Learning, Home Study, Independent Learning, dan masih banyak
lagi istilah lain. Definisi itu bahkan juga masih berlaku bila diterapkan pada
sistem PJJ baru yang sekarang sedang banyak diminati orang yaitu, On-line
Learning, Virtual Learning atau e-Learning.
2.2 Jarak Transaksi
dan Cara Menjembataninya
Sebelum pembahasan mengenai pendidikan jarak
jauh melalui internet ini dilakukan kiranya perlu dibahas terlebih dahulu
mengenai arti jauh dalam istilah ”pendidikan jarak jauh” dan bagaimana cara
menjembatani jarak itu. Menurut Moore (1983) jarak antara siswa dan guru dalam
pendidikan jarak jauh hanya dipandak dri segi jarak fisik dan geografis saja
melainkan harus dilihat sebagai jarak komunikasi dan psikologis yang disebabkan
karena keterpisahan siswa dan guru. Dewey dalam Moore (1903) menjelaskan bahwa
transaksi pendidikan merupakan interaksi antara individu; lingkungan dan
prilaku yang terjadi dalam situasi tertentu. Transaksi pendidikan dalam sistem
PJJ terjadi antara siswa dan guru dalam situasi yang bersifat khusus yaitu
keterpisahan mereka satu dari lainnya. Jarak transaksi dalam sistem pendidikan
jarak jauh merupakan jarak komunikasi dan jarak psikologis antara siswa dan
guru. Jarak transaksi ini dapat mengakibatkan perbedaan persepsi mengenai
konsep yang dijelaskan oleh guru melalui media dan pemahaman siswa mengenai
konsep itu. Oleh karena itu jarak itu perlu dijembatani supaya perbedaan
persepsi itu berkurang atau hilang. Menurut Moore (1983, 1996) jarak transaksi
itu dapat dijembatani melalui komunikasi dan percakapan (dialouge). Dialog atau
komunikasi pembelajaran dapat mengurangi jarak transaksnya. Artinya makin mudah
dan makin sering guru dan siswa berinteraksi makin kecil kemungkinan terjadinya
kesalah pahaman dalam menafsirkan isi pelajaran. Jadi dalam sistem PJJ ini
adanya interaksi aktif antara siswa dan guru itu sangat penting supaya proses
belajarnya dapat terjadi.
Moore (1983, 1996) juga mengatakan bahwa media
yang digunakan untuk menyajikan isi pelajaran itu sangat mempengaruhi ada
tidaknya komunikasi, dialog, atau interaksi antara guru dan siswa. Kalau media
yang digunakan adalah TV, radio, atau buku kesempatan siswa untuk
berkomunikasi, berdialog, atau berinteraksi dengan guru sangat kecil, kalau
media yang digunakan adalah audio confrence, video conference atau internet
kesempatan bagi siswa untuk berkomunikasi, berdialog, atau berinteraksi dengan
guru secara relatif jauh lebih besar. Dengan perkataan lain, bila media yang
digunakan itu internet jarak interaksi antara siswa dan guru kecil karenanya
komunikasi dapat sering dilakukan sehingga kesalahpahaman penafsiran isi
pelajaran semakin kecil.
2.3 Usaha
yang Telah Dilakukan
Sampai
saat ini pembelajaran yang masih banyak digunakan dalam sistem pendidikan jarak
jauh terutama adalah media cetak berupa bahan belajar mandiri yang biasa
disebut modul. Media ini seringkali ditunjang dengan media radio, TV,
kaset audio, dan kaset video. Seperti yang telah dibicarakan pada bagian
sebelumnya media tersebut di atas kurang memberikan kesempatan kepada siswa dan
guru untuk saling berinteraksi, karena itu menyebabkan adanya jarak transaksi
yang besar. Artinya media tersebut kurang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berkomunikasi, berdialog, atau berinteraksi dengan guru. Akibatnya siswa
yang mendapatkan kesulitan dalam memahami isi pelajaran tidak dapat menanyakan
kesulitan itu kepada guru. Dengan demikian kalau siswa salah dalam menafsirkan
isi pelajaran, kesalahan itu akan disimpannya dan dibawanya terus sebelum ada
orang yang memberi penjelasan mengenai penafsiran yang benar.
Apakah
usaha yang dilakukan untuk menjembatani jarak tersebut? Telah banyak usaha yang
dilakukan untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar. Usaha itu
antara lain berupa layanan bantuan belajar melalui tutorial. Dalam kegiatan ini
guru atau tutor memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan atau
mendiskusikan kesulitan belajar yang mereka hadapi. Guru akan memberikan
bantuan dalam memecahkan masalah itu dengan memberikan penjelasan atau
mendiskusikannya dengan siswa yang lain.
2.4 Beberapa
Jenis Tutorial dan Kelemahannya
Tutorial dapat dilakukan dengan berbagai cara,
misalnya tutorial tatap muka, tutorial melalui surat-menyurat, tutorial melalui
telepon, tutorial melalui audio konference atau video conference.
§ Tuorial
tatap muka
Siswa dan guru atau tutor bertemu secara
berkala untuk memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan kesulitan yang
dihadapi siswa. Tutorial seperti ini sangat bagus untuk mengurangi jarak
transaksi antara guru dan siswa. Dengan demikian kesalahpahaman dalam
menafsirkan isi palajaran dapat diperkecil.
Kekurangan
yang ada dalam tutorial semacam ini:
§
Tutorial tidak dapat dilakuakan terlalu
sering. Makin sering dilakukan makin mahal biayanya. Biasanya tutorial ini
diadakan seminggu sekali, sebulan sekali, atau bahkan ada yang hanya
diselenggarakan dua atau tiga kali dalam satu semester. Hal ini menyebabkan
siswa harus menunggu lama sebelum mereka dapat mengutarakan kesulitannya kepada
guru atau tutor.
§
Tutorial seperti ini biasanya bukan merupakan
keharusan. Akibatnya banyak siswa yang memilih tidak hadir karena
pertimbangan-pertimbangan yang bersifat individual. Banyaknya yang tidak
hadir karena alasan waktu, biaya transpor, atau alasan lain.
§ Tutorial
melalui telepon dan surat
Tutorial jenis ini tidak banyak dimanfaatkan
siswa, pada hal biayanya relatif murah dan mudah melakukannya. Kendalanya
mungkin tidak semua siswa mempunyai telepon, atau sungkan untuk menanyakan
pelajaran kepada guru melalui telepon atau surat. Rasa sungkan ini mungkin
dipengaruhi oleh faktor kebudayaan. Di samping itu tutorial melalui surat
jawabannya seringkali datangnya sangat lambat.
§
Tutorial melalui konferensi audio atau video
Tutorial
ini jarang digunakan karena biaya relatif mahal.
2.5 Sistem Pembelajaran Melalui Internet
Dunia telah mengakui bahwa sistem PJJ yang diselenggarakan
selama ini merupakan wahana belajar siswa yang cukup efektif. Lulusan PJJ dapat
bersaing dengan lulusan sekolah konvensional di pasar kerja di masyarakat.
Banyak juga lulusan PJJ yang berhasil memasuki dan menyelesaikan jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dalam kedudukan yang sama seperti lulusan sekolah
konvensional. Namun kekurangan yang ada dalam penyelenggaraan sistem PJJ yang
selama ini berlangsung dan kemajuan di bidang teknologi informasi telah
mendorong banyak orang untuk menjajagi efektifitas teknologi pembelajaran
melalui internet yang diduganya dapat meningkatkan proses belajar dalam sistem
PJJ. Dalam sistem pembelajaran melalui internet isi pelajaran disampaikan
secara on-line. Karena itu sistem pembelajaran ini seringkali diseut
pembelajaran secara on-line. Dalam sistem pembelajaran ini semua proses
pembelajaran dapat dilakukan tanpa menuntut siswa hadir di ruang kelas
tertentu, tetapi mereka dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan
pelajaran seperti yang terjadi di kelas biasa. Karena dalam sistem pembelajaran
ini tidak ada ruang kelas atau kampus secara fisik maka sistem ini seringkali
disebut virtual learning, virtual classroom, atau virtual campus (Potter,
1997). Selain dari pada itu, karena proses pembelajaran, dalam menggunakan
internet, maka sistem ini juga sering disebut e-learning.
2.6 Potensi
Virtual Learning dalam Proses Pembelajaran
Virtual learning ini banyak diminati orang
karena potensi yang dimilikinya untuk membuat proses belajar menjadi efektif.
§ Potensi
yang utama adalah dapat memberikan peluang bagi siswa untuk berinteraksi dengan
guru, dengan teman, maupun dengan bahan belajarnya.
§
Siswa dapat berkomunikasi dengan gurunya
melalui e-mail.Komunikasi ini bersifat orang perorang. Siswa dapat mengajukan
pertanyaan kapan saja dia mau. Guru akan menjawab secepat mungkin sesuai dengan
waktu yang dimilikinya. Cara berkomunikasi seperti ini jauh lebih cepat dari
pada komunikasi yang dilakukan melalui pertemuan tatap muka.
§
Siswa dapat berkomunikasi dengan guru dan
teman-temannya secara bersama-sama melalui papan bulletin. Dalam forum ini
pertanyaan yang mengambil pelajaran yang sama. Jawaban guru juga dapat dibaca
oleh siswa lain yang tidak mengajukan pertanyaan. Dalam proses ini guru juga
dapat melontarkan pertanyaan tadi kepada siswa yang lain. Siswa yang lain dapat
memeberikan jawaban yang akan dibaca oleh seluruh anggota kelas. Dengan
demikian sesuatu persoalan dapat dipecahkan bersama antara guru dan semua siswa
di dalam ”kelas virtual-nya”. Komunikasi antara siswa dan guru atau antara
siswa dengan siswa lain itu dapat dilakukan secara tidak bersamaan waktu
(a-synchronous) maupun secara bersamaan waktu (synchronous). Komunikasi melalui
e-mail dan papan buletin seperti yang diutarakan di atas dilakukan secara tidak
bersamaan waktu. Pengiriman dan penerimaan informasi tidak dilakukan pada
waktu yang sama.
Komunikasi yang dilakukan dalam waktu yang
bersamaan (synchronous) dapat dilaksanakan melalui forum diskusi secara
on-line. Diskusi semacam itu dilakukan menurut jadwal waktu yang disepakati.
Dengan demikian pada waktu yang sama semua peserta diskusi akan membuka
internetnya. Masing-masing akan dapat membaca informasi yang masuk dan pada
waktu itu juga akan dapat memberikan tanggapan. Diskusi semacam ini akan sama
menariknya dengan konferensi melalui audi atau video. Hanya biayanya relatif
lebih murah.
Komunikasi antara siswa dengan isi
pelajaran. wa akan terbiasa untuk mempelajari sendiri bahan ajar yang disajikan
secara on-line. Karena bahan belajar on-line itu biasanya disertai dengan tes
mandiri, siswa akan dapat menguji kemajuan belajar dirinya sendiri. Bila siswa
memerlukan pengayaan bahan belajar siswa juga dapat mencari sumber bacaan yang
sesuai melalui internet. Hal tersebut akan membiasakan siswa mencari informasi
dan sumber belajar sendiri, tidak menunggu diberikan oleh guru. Karena
itulah proses pembelajaran on-line ini sering kali disebut juga resource based
learning atau belajar berbasis sumber.
Guru dapat mengontrol
aktivitas belajar siswa melalui internet. Guru akan dapat melihat kapan siswa
belajar, topik apakah yang dipelajari, berapa lama ia mempelajarinya, berapa
kalikah ia mempelajari ulang topik itu. Guru juga dapat melihat apakah siswa
mengerjakan latihan soal dapat dikerjakan dengan betul. Berapa sekornya dan
sebagainya.
Virtual learning dapat menyajikan
pelajaran dengan cara yang menarik. Merrill dalam reigeluth (1983) mengemukakan
bahwa dalam mengajar ada empat langkah utama yang dilakukan guru (1) pemberian
penjelasan, (2) pemberian contoh, (3) pemberian latihan (exercise), dan (4)
pemberian umpan balik atau feedback yang berfungsi sebagai reinforcement.
Keempat langkah ini dapat diterapkan dengan
mudah dalam penyajian pelajaran melalui internet.dalam memberikan penjelasan
dan contoh, internet dapat menggunakan gambar, diagram, chart, suara, dan juga
gerakan. Kalau dalam memberikan penjelasan digunakan, kata, atau istilah, atau
konsep yang umum dikenal oleh siswa, siswa dapat meng-klik kata, istilah, atau
konsep itu dan akan muncul paparan yang dengan mudah dapat dipelajari siswa.
Setelah mempelajari paparan itu siswa akan dengan mudah kembali ke pelajaran
semula. Dengan cara ini interaksi antara siswa dan bahan belajar dapat
berlangsung secara aktif.
Pada saat mengerjakan latihan, siswa akan
segera mengetahui apakah jawaban yang diberikan betul atau salah. Karena
program on-line akan segera memberikan umpan baliknya. Dengan demikian siswa
akan genbira mendapatkan umpan balik itu dan akan termotivasi untuk belajar
lebih lanjut.
2.7 Menciptakan
Kelas Virtual (Virtual Classroom)
Porter
(1997) menyarankan, kalau kita akan menciptakan kelas virtual kita harus
mempertimbangkan berbagai hal supaya kelas virtual tersebut dapat menjadi
wahana proses belajar yang efektif
Kelas virtual tersebut
dilengkapi dengan sumber belajar yang pada saat diperlukan siswa telah tersedia
dan mudah diakses. Andaikan sumber belajar itu tidak dapat disediakan,
penyelenggara kelas virtual tersebut harus dapat menunjukkan dimana sumber
belajar itu dapat dicari. Kelas virtual itu harus dilengkapi dengan peralatan
(tool) yang dapat digunakan untuk mencari dan mengirimkan pesan kepada guru
atau sesama siswa. Sebagai contoh, bila siswa ingin mempelajari buku atau
dokumen tertentu yang berkaitan dengan palajaran yang sedang dipelajari, bahan
belajar tersebut harus dapat diakses secara on-line. Bila tidak tersedia,
setidaknya alat yang tersedia dapat digunakan untuk mencarinya di sumber data
yang lain.
Kelas
virtual seringkali juga menggunakan alat komunikasi lain selain internet,
seperti fax, telepon, konferensi audio dan konferensi video.
Kelas virtual tersebut harus
dapat memberikan harapan kepada siswa untuk terjadinya proses belajar dan
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Hal tersebut antara lain
dapat diwujudkan dengan merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas dan
spesifik., menyusun bahan belajar yang baik dan berkualitas tinggi, dan
memfasilitasi terjadinya komunikasi timbal balik antara siswa dan guru.
Kelas tersebut harus dapat
menyatukan siswa dan guru supaya mereka bersikap terbuka untuk berbagi
informasi dan bertukar gagasan. Mungkin siswa dan guru dalam kelas virtual
tidak pernah berjumpa satu dengan lainnya, tetapi kalau mereka sering berdialog
jarak komunikasi dan jarak psikologisnya (jarak transaksinya) menjadi
kecil.Dalam situasi seperti ini kemungkinan terjadi kesalahan dalam menafirkan
isi pelajaran juga kecil.
Kelas virtual harus
menyediakan ruang untuk percobaan dan penerapan. Dalam sistem konvensional
siswa sering diberi kesempatan melakukan percobaan, menghadapi workshop,
melakukan demonstrasi mengenai hasil pelaksanaan tugas-tugas akademik, dan
melakukan penyajian untuk mengungkapkan gagasan.
Kelas
virtual juga perlu dirancang supaya siswa dapat berbagi (share) hasil karya dan
bertukar pengalaman dalam menerapkan pengetahuan yang telah diperolehnya.
Misalnya konferensi jarak jauh atau desktop video conference dapat digunakan
untuk ceramah atau penyajian. Dapat juga dilakukan simulasi secara on-line
mengenai penerapan pengetahuan tentang prosedur melakukan sesuatu yang baru
dipelajari. Simulasi seperti ini harus dirancang untuk dapat memperoleh umpan
balik, sehingga dapat diketahui apakah penerapan pengetahuan yang disimulasikan
tersebut benar atau salah.
Kelas virtual juga harus dapat
memberikan penilaian terhadap kinerja siswa. Dalam sistem pembelajaran ini
harus dimasukkan evaluasi kemajuan belajar siswa yang dapat dikerjakan secara
on-line. Guru dapat memeriksa dan memberikan penilaian secara on-line juga.
Pekerjaan siswa dan nilainya hanya dapat dilihat oleh siswa dan gurunya saja.
Siswa lain tidak dapat mengetahui hasil tes tersebut. Dengan perkataan lain
kerahasiaan hasil tes itu terjaga dengan baik.
Kelas
virtual ini juga dapat memberikan tugas perorangan kepada setiap siswa melalui
e-mail. Pekerjaan siswa yang dikirimkan kepada guru melalui e-mail diperiksa
oleh guru, diberi komentar, dan diberi nilai. Komentar dan nilainya
dikirimkan ke siswa melalui e-mail.
Kelas virtual harus dapat menjadi
wahana kebebasan akademik. Siswa itu perlu memperoleh kebebasan dalam melakukan
percobaan, dalam membuat asumsi, dalam berinteraksi dengan siswa lain tanpa
harus meras takut dan cemas. Kelas yang efektif merupakan wahana bagi siswa
untuk mengekspresikan diri dengan cara yang tepat, wahana untuk menempuh resiko
sehingga dapt belajar lebih banyak, wahana berbagi gagasan, dan wahana
melontarkan pertanyaan tanpa rasa takut.
2.8 Kelemahan Kelas Virtual
Kelas virtual diciptakan dengan bantuan
internet. Ungkapan yang mengetakan bahwa ”tidak ada media terbaik” kiranya
berlaku juga bagi media internet. Media ini baik kalau digunakan untuk tujuan
yang tepat dalam situasi yang tepat juga. Ada beberapa kelemahan yang perlu
dikemukakan dalam paper ini.
2.8.1 Penggunaan internet memerlukan infrastruktur yang memadai
Internet dapat dioperasikan kalau ada jaringan
listrik dan ada jaringan telepon. Tempat-tempat yang belum mempunyai jaringan
listrik dan telepon tidak dapat menggunakan internet. Karena itu banyak tempat
di indonesia yang belum dapat menggunakan internet.
2.8.2 Menggunakan internet mahal
Untuk dapat menggunakan internet orang harus
mempunyai komputer yang dilengkapi dengan modem, tenaga listrik, fasilitas
telepon,dan terhubung dengan internet provider yang dapat diperoleh melalui
langganan. Harga komputer dan modemnya mahal tetapi membeli sekali dapat
dipakai dalam waktu yang lama.
Sedangkan biaya penggunaan saluran telepon,
tenanga listrik, dan langganan provider internet harus dibayar setiap bulan.
Biaya ini untuk banyak orang seringkali tidak terpenuhi.
2.8.3 Komunikasi melalui internet sering kali lamban
Arus komunikasi melalui internet sering kali
berjalan lamban. Lebih-lebih kalau informasi itu mengandung gambar, chart,
bagan, gambar bergerak, suara dan sebagainya. Lambatnya arus informasi ini
dapat menyebabkan proses belajar menjadi membosankan.
BAB III
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DALAM
PEMBELAJARAN JARAK JAUH
3.1 Perkembangan
Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dalam kehidupan manusia di era global ini akan selalu berhubungan
dengan teknologi. Teknologi pada hakikatnya adalah alat untuk mendapatkan nilai
tambah menghasilkan produk yang bermanfaat. Teknologi sekarang ini berkembang
dengan pesat. Alvin Toffler menggambarkan perkembangan itu sebagai revolusi
yang berlangsung dalam tiga gelombang yaitu gelombang pertama munculnya
teknologi pertanian, gelombang kedua munculnya teknologi industri, dan
gelombang ketiga munculnya teknologi informasi yang mendorong tumbuhnya
telekomunikasi. Teknologi telah mempengaruhi manusia dalam kehidupannya
sehari-hari, sehingga jika ‘gagap teknologi’ akan terlambat menguasai
informasi, dan akan tertinggal pula untuk memperoleh kesempatan untuk maju.
Informasi memiliki peran penting dan nyata, apalagi mayarakat sekarang sedang menuju
pada era masyarakat informasi (information
society) atau masyarakat ilmu
pengetahuan (knowledge society).
Informasi dan komunikasi sebagaimana teknologi juga sedang
berkembang sangat pesat, mempengaruhi berbagai kehidupan dan memberikan
perubahan terhadap cara hidup dan aktivitas manusia sehari-hari, termasuk dalam
dunia pendidikan. Pendidikan mengalami perkembangan yang sangat pesat pula,
diantaranya dengan adanya pembelajaran jarak jauh (distance
learning). Dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi itu, pendidikan dapat
menjangkau seluruh lapisan masarakat yang tinggal di berbagai tempat, di kota,
desa, bahkan di daerah terpencil atau pedalaman sekalipun, sehingga upaya
pemerataan pendidikan dapat terlaksana.
Aplikasi
teknologi informasi dan komunikasi yang merupakan pengembangan teknologi,
diantaranya adalah media komputer. Komputer merupakan aplikasi teknologi
berbasis informasi dan komunikasi yang dimanfaatkan sebagai perangkat utama
untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat dengan memproses,
menyajikan, dan mengelola informasi. Pengolahan data dengan komputer disebut
dengan Pengolaan Data Elektronik (Electronic
Data Processing –
EDP). Pengolaan Data Elektronik adalah proses manipulasi data menjadi suatu
informasi yang lebih berguna. Data merupakan objek yang belum diolah dan akan
dilakukan pengolahan yang sifatnya masih mentah. Sedangkan informasi adalah
data yang telah diolah dan sifatnya menjadi data lain yang bermanfaat.
3.2 Pengertian
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi informasi dan komunikasi adalah berbagai aspek yang
melibatkan teknologi, rekayasa dan teknik pengelolaan yang digunakan dalam
pengendalian dan pemprosesan informasi serta penggunaannya, hubungan komputer
dengan manusia dan hal yang berkaitan dengan sosial, ekonomi dan kebudayaan [British Advisory Council for applied Research and
Development: Report on Information Technology; H.M. Stationery Office. 1980). Teknologi informasi dan
komunikasi terdiri dari semua bentuk teknologi yang terlibat dalam pengumpulan,
manipulasi, persembahan dan menggunakan data (data yang ditransformasi kepada
informasi) [E.W. Martin et al. 1994. Managing
Information Technology: What Managers Need to Know. New York :Prentice Hall]. Teknologi informasi dan komunikasi
adalah segala sesuatu yang mendukung untuk me-record, menyimpan,
memproses, mendapat lagi, memancar/mengantarkan dan menerima informasi (Behan
& Holmes. 1990. Understanding of
Information Technologies. Prentice
Hall).
Pengertian lainnya diungkapkan oleh beberapa orang ahli (Abdul
Kadir, 2003:13) antara lain dalam kamus Oxford dituliskan bahwa teknologi
informasi dan komunikasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika,
terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan
informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar. Sedangkan,
menurut Alter teknologi informasi dan komunikasi mencakup perangkat keras dan
perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data
seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau
menampilkan data. Sementara, Martin berpendapat teknologi informasi dan
komunikasi tidak hanya terbatas pada teknologi (perangkat keras dan perangkat
lunak) yang digunakan untuk memproses, menyimpan informasi, melainkan juga
mencakup teknologi komunikasi untuk mengikuti informasi. Lukas mengartikan
teknologi informasi dan komunikasi sebagai segala bentuk teknologi
yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk
elektronik, setiap perangkat keras adalah komputer. Sedangkan perangkat
lunaknya lembar kerja (spreadsheet). Teknologi informasi dan komunikasi
dapat pula dijelaskan sebagai penerapan elektronik baru dan teknologi lainnya
seperti komputer, satelit komunikasi, dan sebagainya, untuk penciptaan,
peuyimpanan, pemilihan, tranformasi dan distribusi semua jenis informasi. (new information technology can be thought of as
application of new electronic and other technology (computer, communications
satellites, fibre optics, video recording, etc) to the creation, storage
selection, transformation and distribution of information of all kinds). (Hawkridge)
Pengertian teknologi informasi dan komunikasi meliputi fasilitas
atau perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
Teknologi informasi dan komunikasi ini telah berkembang dengan pesat dengan
dikembangkannya satelit komunikasi dan serat kaca (fiber
optics) yang mampu mentransmisikan
pulsa dengan kecepatan cahaya. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan
suatu proses yang rasional dan efisien. Proses ini mengandung sistem yang
mempertimbangkan variable-variabel yang mungkin berpengaruh dalam
menentukan prosedur kegiatan agar proses itu efektif dan efisien. Sistem ini
memadukan berbagai prinsip, konsep, dan gagasan, serta mengarah pada pemecahan
masalah bersama. Pengertian sistem ini menunjukkan bahwa segala sesuatu akan
mempunyai dampak dan dipengaruhi oleh hal lain dalam lingkungannya dan
melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholder). Untuk itu perlu mempertimbangkan kondisi lingkungan (lokal,
nasional, maupun internasional) untuk mencapai tujuan.
Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan seperti pemanfaatan
komputer dan jaringan komputer memberikan kesempatan kepada setiap pembelajar
untuk mengakses materi pembelajaran yang disajikan dalam bentuk interaktif
melalui jaringan komputer. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi ini
diharapkan mampu meningkatkan keberhasilan belajar pembelajar, penurunan
tingkat putus sekolah, dan penurunan tingkat ketidakhadiran di kelas, dan
pemerataan memperoleh kesempatan pendidikan yang dapat menjangkau seluruh
masyarakat dari berbagai lapisan yang bertempat tinggal di mana pun. Untuk itu,
aplikasi teknologi informasi dan komunikasi agar tepat guna hendaknya
disesuaikan dengan kehidupan atau budaya yang berlaku di masyarakat.
Keberagaman tingkat kehidupan dan budaya pada masyarakat memerlukan berbagai
teknologi untuk menyediakan pelayanan pendidikan, diantaranya komputer dengan internetnya.
Internet merupakan jaringan informasi digital yang bersifat
global.
3.3 Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Pendidikan
3.3.1 Peranan
teknologi informasi dan komunikasi
Peranan teknologi informasi dan komunikasi
adalah:
a. Menggantikan
peran manusia, yaitu dengan melakukan kegiatan otomasi suatu tugas atau proses.
b. Memperkuat
peran manusia yaitu menyajikan informasi, tugas, atau proses.
c. Melakukan
restrukturisasi atau melakukan perubahan-perubahan terhadap suatu tugas atau
proses.
Perkembangan dunia yang
semakin menglobal dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Globalisasi menjadikan dunia semakin penuh dengan kompetisi dan
networking, maka penguasaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi faktor
penting agar mampu bertahan dan bersaing. Untuk itu, perlu dilakukan cara agar
dapat secara efektif mempercepat pendayagunaan teknologi informasi dan
komunikasi yang potensinya sangat besar. Dalam hal ini, pemerintah dan masyarakat
perlu secara proaktif dan dengan komitmen yang tinggi menumbuhkan komitmen
mempercepat pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi
secara sistematis. Pendidikan telah dengan cepat merespon perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Penerapan aplikasi teknologi
informasi dan komunikasi yang tepat dalam dunia pendidikan merupakan salah satu
faktor kunci penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas sumber
daya manusia. Pendidikan bermutu merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat
menentukan daya saing bangsa. Penerapan dan pengembangan teknologi informasi
dan komunikasi bukan sekedar mengikuti trend global melainkan merupakan suatu
langkah strategis di dalam upaya meningkatkan akses dan mutu pendidikan. Namun
dalam meningkatkan mutu pendidikan terdapat kendala diantaranya yaitu adanya
kesenjangan pendidikan. Penyebab kesenjangan mutu pendidikan tersebut antara
lain faktor sarana dan prasarana yang belum memadai, sumberdaya manusia yang
masih terbatas dan kurikulum yang belum siap untuk menyongsong masa yang akan
datang. Untuk itu diperlukan kemampuan mendayagunakan atau pemanfaatan potensi
teknologi informasi dan komunikasi, secara efektif dan efisien agar tidak
digital divide (kesenjangan digital) yang semakin tertinggal dari negara-negara
maju. Kesenjangan prasarana dan sarana telekomunikasi dan informasi antara kota
dan pedesaan, juga memperlebar jurang perbedaan sehingga terjadi pula
kesenjangan digital tersebut.
Penerapan dan
pengembangan teknologi informasi dan komunikasi akan menjadi landasan sistem
pendidikan masa yang akan datang yang mampu mengangkat harkat dan nilai-nilai
kemanusiaan dengan terciptanya pendidikan yang lebih bermutu dan efisien,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia.
Pesatnya kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi, media, dan informatika, serta meluasnya perkembangan
infrastruktur informasi global telah mengubah pola dan cara kegiatan
pendidikan. Perkembangan pendidikan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta masyarakat informasi (information society) telah menjadi paradigma global
yang dominan. Dunia pendidikan di era globalisasi ini membutuhan kapasitas dan
modernisasi sistem dan jaringan informasi dan komunikasi dengan mengembangkan
dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Kemampuan untuk terlibat
secara efektif dalam revolusi jaringan informasi akan menentukan masa depan
bangsa. Oleh karena itu, “The network is the school” akan menjadi fenomena baru
di dalam dunia pendidikan.
3.3.2 Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi
Di dalam suatu program pendidikan yang
bermakna, tanggung jawab utama untuk memberikan pembelajaran seharusnya
merupakan tanggung jawab dari seluruh anggota lembaga pendidikan, termasuk di
dalamnya tanggung jawab dalam hal desain pembelajaran, pemilihan dan kreasi
pembelajaran dalam bentuk materi pembelajaran dan penugasan, mentoring pengajar
yang akan mengajar, monitoring performa pengajar, atau update materi
pembelajaran. Teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan lembaga pendidikan
atau pihak berwenang lainnya untuk secara efektif melakukan evaluasi dan
memantau seluruh pengajarnya di dalam mengajar, apakah menggunakan pembelajaran
konvensional di dalam kelas atau menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh.
Keberhasilan dari pembelajaran jarak jauh sangat bergantung pada kemampuan para
pengajarnya untuk bertanggung jawab terhadap pembelajaran. Nilai dari para
pengajar yang mampu menguasai secara tuntas di dalam mengajar pada pembelajaran
jarak jauh akan semakin meningkat di dalam lembaga pendidikan. Teknologi
informasi dan komunikasi yang digunakan untuk pembelajaran jarak jauh
memberikan kemungkinan para pengajar melakukan pembelajaran dimanapun mereka
kehendaki.
Beberapa peran
teknologi informasi dan komunikasi yang dapat memfasilitasi pembelajaran jarak
jauh adalah:
a.
Asynchronous discussion.
Pada pembelajaran online,
para pembelajar dapat menggunakan waktu disesuaikan dengan kebutuhannya
masing-masing di dalam merefleksikan, berdiskusi dan memberikan komentarnya.
Kondisi ini dapat meningkatkan kualitas diskusi dan merubah psikologi dan
sosiologi komunikasi. Selain itu dapat mengembangkan strategi yang berbeda di
dalam pemecahan masalah diantara para pembelajar.
b. Instructur control
of online conference and roles.
Dengan konferensi online,
pengajar dapat mengendalikan keanggotaan setiap pembelajarnya, peran
pembelajar, dan memungkinkan memantau pelaksanan diskusi. Beberapa kelompok
dapat pula mengembangkan online sendiri di dalam berdiskusi lebih lanjut
ataupun di dalam berdiskusi dalam melaksanakan tugas, sehingga dapat
memfasilitasi suatu team work.
c. Questions and
answer communication protocol:
Pengajar dapat melontarkan pertanyaan selama diskusi berlangsung.
Pengajar dapat mengendalikan siapa yang sudah menemukan jawabannya dengan
mencegah pembelajar lainnya untuk dapat mencontek, sampai mereka sendiri
benar-benar menemukan jawabannya.
d. Anonymity and pen
name signatures.
Ketika pembelajar bekerja menjadi bagian dari diskusi yang sedang
berlangsung, mereka dapat memanfaatkan pengalaman kehidupan nyata di dunia
kerjanya untuk memberikan illustrasi atas pemahaman konsep yang diajarkan oleh
pengajar. Misalnya, berupa komentar yang dapat memberikan makna yang lebih
kepada pembelajar yang sedang belajar melengkapi apa yang diajarkan oleh
pengajar. Selain itu, memungkinkan juga adanya nama samaran sehingga seseorang
mampu mengembangkan personalnya tanpa diketahui identitas sebenarnya, dan
secara ekstrim sangat berguna di dalam pembelajaran yang mengharapkan adanya
permainan peran seperti metode pembelajaran kolaboratif.
e. Membership status
lists.
Pemantauan aktivitas seperti membaca dan memberikan respon di
dalam komunikasi, memungkinkan pengajar mengetahui apa yang masing-masing
pembelajar telah baca dan seberapa up-to-date setiap di dalam forum
diskusi. Hal ini memungkinkan pengajar mendeteksi apabila terjadi ada
pembelajar yang tertinggal pelajarannya. Kelompok pembelajar kolaboratif dapat
mengusahakan setiap orang di dalam tim up-to-date. Setiap pembelajar dapat
dengan mudah membandingkan frekuensi dan kontribusi relatifnya bagi pembelajar
lainnya di dalam pembelajaran.
f.
Voting.
Akses yang mudah di dalam kelompok ataupun individual untuk
memberikan pendapatnya dapat pula dalam bentuk voting. Voting tidak
hanya digunakan ketika membuat keputusan, lebih kepada fungsinya untuk
mengeksplor (menggali) dan menemukan yang disepakati dan apa yang tidak
disepakati atau ketidakpastian, sehingga kelas dapat secara fokus melanjutkan
diskusi. Dimungkinkan pula pembelajar merubah pendapatnya kapan saja selama
diskusi berlangsung.
g. Special purpose
scaling methods.
Metode yang berguna ini dapat menunjukkan kesepakatan kelompok
yang sesungguhnya dan meminimalkan ambiguisitas. Ada suatu sistem yang
memungkinkan setiap pembelajar pada akhir pembelajarannya mengungkapkan apa
yang mereka pikirkan paling penting dari apa yang sudah dipelajarinya.
h. Information
overload.
Hal ini dapat terjadi jika antusiasme pembelajar di dalam diskusi
sangat tinggi, dengan banyaknya pembelajar saling memberikan komentar, sehingga
terjadi kelebihan informasi. Masalah ini dapat diatasi dengan membatasi ukuran
kelompok yang dapat ditangani oleh media teknologi informasi dan komunikasi
yang digunakan. Diskusi online
memungkinkan setiap individu untuk memberikan komentar kapan saja
tanpa perlu menunggu orang lain berkomentar terlebih dahulu.
Di dalam semua
fungsi yang ada ini, perangkat komputer dapat q melakukan:
1) Class
gradebooks, yaitu pembatasan jumlah e-mail yang mungkin
akan menjadi sangat sukar bagi pengajar untuk mengelolanya apabila kelasnya
besar.
2) Selection lists, yaitu
pengajar dapat menentukan sejumlah pilihan yang unik sehingga setiap pembelajar
dapat memilih satu item dan yang lainnya dapat melihat siapa memilih apa. Hal
ini sangat effisien di dalam menyampaikan tugas individual dan
mengurangi komunikasi dengan porsi yang besar.
3) Factor
lists, yaitu anggota kelas atau kelompok dapat menambahkan ide,
dimensi, tujuan, tugas, faktor, kriteria, dan item-item lainnya secara tunggal
kemudian dibagikan untuk didiskusikan dan dimodifikasi berdasarkan hasil
diskusi, lalu diadakan pemungutan suara.
4) Notifications,
yaitu tanda singkat dapat memberitahukan individu ketika sesuatu
terjadi yang perlu mereka ketahui. Secara sederhana dapat digunakan untuk memberikan
pemberitahuan singkat kepada para pembelajar jika ada materi pembelajaran baru
yang sudah dikirim atau hal-hal lainnya.
5) Calendars, agendas or schedules, yaitu
para pembelajar dapat mengakses ataupun mengirimkan tugasnya sesuai jadwal yang
telah ditetapkan.
Teknologi
informasi dan komunikasi yang ada pada saat ini sangat banyak termasuk di
dalamnya perangkat lunak. Dari jumlah tersebut hanya beberapa saja yang tetap
ada dan bertumbuh sebagai paket perangkat lunak untuk pengelolaan pembelajaran.
Perkembangan paket perangkat lunak untuk pengelolaan pembelajaran yang ada pada
saat ini belum menyediakan fitur-fitur yang banyak, baik untuk digunakan secara
individual ataupun kelompok. Begitu pula harganya yang relatif masih
tinggi untuk paket-paket perangkat lunak pengelola pembelajaran. Untuk itu
perlu dipertimbangkan, alangkah lebih baik apabila lembaga pendidikan
mengeluarkan sedikit biaya untuk mendatangkan orang yang dapat memberikan bekal
bagi para pengajar di dalam digitalisasi konten dan merancang website masing-masing,
di samping bahwa kemampuan untuk digitalisasi konten dan merancang website merupakan
suatu konsekuensi untuk semakin meningkatkan kemampuan. Hal ini juga merupakan
suatu konsekuensi untuk pertimbangan jangka panjang, karena apabila sudah
terikat dengan suatu sistem dari vendor, maka selamanya akan terperangkap dan
mungkin harus terus menerus membayar kepada vendor tersebut. Pada saat
sekarang, perangkat lunak berkembang dengan sangat pesat dan tidak ada satu
konsumen pun yang hanya mau untuk bisa menggunakan suatu sistem dari vendor
tertentu saja. Pada waktu yang akan datang perlu dipertimbangkan pula bahwa
keterkinian teknologi sebagai suatu hal yang bergerak dengan cepat. Teknologi
yang baik hari ini belum tentu teknologi yang baik untuk esok hari.
3.4 Manfaat
Teknologi Informasi dan Teknologi dalam Pendidikan
Teknologi merupakan
solusi tepat bagi masalah pendidikan. Pemanfaatan teknologi, khususnya
teknologi informasi dan komunikasi, akan mengatasi Digital Divide
(ketertinggalan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dari dunia
maju). Oleh karena itu perlunya penyebarluasan pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi di kalangan masyarakat, khususnya dunia pendidikan dan perlunya
peningkatan kualitas dumber daya manusia. Teknologi informasi dan komunikasi
bagi dunia pendidikan memberikan kontribusi untuk percepatan pemerataan
kesempatan belajar dan peningkatan mutu pendidikan dengan cara menyediakan
informasi selengkap mungkin yang mudah tersimpan dalam otak, yang sulit diatasi
dengan cara-cara konvensional. Selain itu, meningkatan kualitas sumber daya
manusia dengan cara meningkatkan tingkat pengetahuan dan pemahaman (knowledge)
melalui pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Teknologi informasi dan
komunikasi antara lain dapat meningkatkan kecepatan dan kapasitas
komponen-komponen elektronik, adanya informasi dalam bentuk digital semakin
banyak, ketersediaan atau portabilitas peralatan-peralatan elektronik semakin
meningkat, konektivitas (kemudahan untuk mengirimkan data diantara
peralatan-peralatan komputer) meningkat sehingga tidak terbatas area lokal
namun sudah interlokal/mendunia, seperti pengaksesan informasi melalui
komputer, internet, e-mail, handphone, video konferensi, dan lain-lain serta
kemudahan pemakaiannya pun meningkat.
Manfaat teknologi
informasi dan komunikasi berkaitan dengan kegunaan dan efektivitasnya.
Kegunaan, meliputi dimensi menjadikan pekerjaan lebih mudah, bermanfaat,
menambah produktivitas. Sedangkan, efektivitas, meliputi dimensi mempertinggi
efektivitas, atau mengembangkan kinerja pekerjaan.
Manfaat yang harus
diambil dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, diantaranya:
1. Cepat, yaitu satu
nilai yang relatif. Komputer bisa melakukan dalam sekejap mata dan lebih cepat
daripada manusia.
2. Konsisten, yaitu
komputer mampu melakukan pekerjaan yang berulang secara konsisten.
3.
Tepat, yaitu komputer berupaya mengesankan perbedaan yang sangat kecil.
4. Kepercayaan, yaitu dengan
kecepatan, kekonsistenan dan ketepatan, maka kita dapat memperkirakan bahwa
keputusan yang dihasilkannya dapat dipercaya dan hasil yang sama bisa diperoleh
berulang kali.
5. Meningkatkan
produktivitas.
6. Mencetuskan kreativitas.
Pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi sebagai sarana pendidikan perlu terus ditingkatkan
dengan memanfaatkan seoptimal mungkin aplikasi-aplikasinya. Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung kegiatan pendidikan, antara
lain:
a. Memperoleh berbagai informasi dari berbagai sumber informasi.
Komputer dengan internet sebagai
hasil dan aplikasi dari teknologi informasi dan komunikasi, telah banyak
digunakan sebagai sumber informasi yang mudah, murah, dan cepat untuk menunjang
pendidikan. Dengan internet dapat mengakses informasi-informasi atau
sumber-sumber lainnya. Beberapa situs telah menyediakan materi pembelajaran
secara gratis yang dapat dimanfaatkan antara lain situs ilmu komputer (www.ilmukomputer.com)
yang memuat materi pembelajaran khusus bidang teknologi informasi dan
komunikasi, atau situs jaringan pendidikan (www.pendidikan.net), dan
sebagainya. Internet pun memudahkan untuk mengakses berbagai pengetahuan
ke sumber pengetahuan atau kepada nara sumber para ahli, karena tidak dibatasi
oleh jarak dan waktu.
b. Penyebaran informasi.
Internet telah dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi untuk banyak orang
yang dapat mencakup seluruh belahan dunia. Informasi dapat diakses tanpa
dibatasi jarak, ruang, dan waktu, bisa di mana saja dan kapan saja.
c. Konsultasi dengan tutor.
Dalam pendidikan jarak jauh
pengajar dan pembelajar terpisah secara fisik karena tidak ada tatap muka
secara langsung, maka dalam proses pembelajarannya dibantu oleh tutor. Dengan internet
perbedaan jarak, tempat, atau waktu bukan lagi menjadi masalah. Internet
dapat dimanfaatkan untuk berkonsultasi dengan tutor yang berada di tempat berbeda.
Misalnya, memanfaatkan layanan e-mail,
chatting, ataupun mailing list.
d. Perpustakaan digital (digital
library).
Perpustakaan digital sering
pula disebut perpustakaan elektronik (e-library), atau perpustakaan online. Dengan perpustakaan digital ini pembelajar dapat
mengakses secara online ke sumber-sumber ilmu pengetahuan atau sumber informasi dengan
cara mudah dan cepat tanpa harus dibatasi dengan jarak dan waktu. Selain itu,
dengan adanya perpustakaan digital ini biaya untuk menyediakan buku-buku
yang tercetak di perpustakaan dapat dikurangi.
e. Pembelajaran online.
Pembelajaran online adalah
proses pembelajaran dengan memanfaatkan layanan komputer dengan internetnya.
Dengan menggunakan internet memungkinkan pengajar memberikan
pelajarannya dan para pembelajar menerima penyajian pelajaran tersebut tanpa
harus berkumpul di suatu tempat atau kelas pada satu waktu. Di samping itu,
dapat menjangkau pembelajar yang berada di berbagai tempat, meskipun terpencil
atau di pedalaman. Pembelajaran online juga memungkinkan pembelajar dapat saling bertukar pikiran, tanya
jawab, atau berdiskusi dengan pengajar, tutor, atau dengan pembelajar lainnya.
Materi pembelajaran dalam pembelajaran online dibuat interaktif,
komunkatif, dan menarik untuk meningkatkan kualitas belajar, sehingga hasilnya
bisa sama atau melebihi dari kualitas belajar yang dilaksanakan secara
konvensional dengan tatap muka di kelas.
f. Manfaat Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan Berbasis Dunia Cyber
Globalisasi dan perdagangan
bebas menjadikan dunia semakin penuh dengan kompetisi dan networking.
Penguasaan teknologi informasi dan komunikasi menjadi sangat krusial untuk mampu
bertahan dan bersaing. Pendidikan telah dengan cepat merespon perkembangan
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran.
Penerapan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang tepat dalam dunia
pendidikan merupakan salah satu faktor kunci penting untuk mengejar
ketertinggalan dunia pendidikan dan kualitas sumber daya manusia
Indonesia dengan bangsa-bangsa lain. Peningkatan kualitas pembelajaran
dilakukan sebagai respon terhadap tuntutan perkembangan informasi, ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, tuntutan desentralisasi, dan hak asasi manusia. Oleh karena
itu, bahan kajian yang harus dikuasai oleh pembelajar disesuaikan dengan semua
tuntutan yang ada tersebut.
Pendidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat menentukan
daya saing bangsa, sehingga sektor pendidikan harus terus-menerus ditingkatkan
mutunya. Fakta saat ini menunjukkan bahwa faktor kesenjangan pendidikan menjadi
salah satu faktor utama dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kesenjangan mutu
pendidikan tersebut selain disebabkan karena faktor sarana dan prasarana yang
belum memadai, sumberdaya manusia yang masih terbatas dan juga kurikulum yang
belum siap untuk menyongsong masa yang akan datang. Penerapan dan pengembangan
teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran adalah salah satu langkah
strategis dalam menyongsong masa depan pendidikan Indonesia. Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran bukan sekedar mengikuti
trend global melainkan merupakan suatu langkah strategis di dalam upaya
meningkatkan akses dan mutu layanan pendidikan kepada masyarakat pada masa kini
dan masa yang akan datang. Selain itu, bukan hanya bahan kajian saja yang harus
dikuasai oleh pembelajar tetapi juga kompetensi untuk menggali, menyeleksi,
mengolah dan menginformasikan bahan kajian yang telah diperoleh meskipun telah
menyelesaikan pendidikannya. Dengan demikian, pembelajar memiliki bekal berupa
potensi untuk belajar sepanjang hayat serta mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya. Teknologi informasi dan komunikasi masa yang akan datang perlu
dikembangkankan mengarah pada terwujudnya sistem pendidikan terpadu yang dapat
membangun bangsa yang mandiri, dinamis dan maju. Sudah barang tentu semua ini
harus diikuti oleh kesiapan seluruh komponen sumber daya manusia baik dalam
cara berpikir, orientasi perilaku, sikap dan sistem nilai yang mendukung
pengembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk kemaslahatan manusia.
Secara
geografis dan sosial ekonomis Indonesia, penerapan dan pengembangan teknologi informasi
dan komunikasi akan menjadi tulang punggung sistem pendidikan masa yang akan
datang. Teknologi informasi dan komunikasi yang akan dikembangkan harus mampu
mengangkat harkat dan nilai-nilai kemanusiaan dengan terciptanya layanan
pendidikan yang lebih bermutu dan efisien, sehingga dapat memenuhi kebutuhan
manusia di dalam zaman global dan kompetitif ini. Untuk itu, teknologi
informasi dan komunikasi harus memiliki karakteristik yaitu merupakan
keterampilan menggunakan sistem komputer yang meliputi perangkat keras dan
perangkat lunak tetapi juga lebih memerlukan kemampuan intelektual. Materi
dalam teknologi informasi dan komunikasi ini pun berupa tema-tema esensial,
aktual serta global yang berkembang dalam kemajuan teknologi pada masa kini,
sehingga dapat mewarnai perkembangan perilaku pembelajar dalam kehidupannya.
3.5 Manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Pembelajaran
Pada era informasi
sekarang ini kehidupan di bidang pendidikan tidak bisa lepas dari perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi.
Pembelajar dan orang-orang yang berkepentingan dengan pendidikan dituntut
memiliki kemampuan memahami teknologi sesuai dengan kebutuhannya atau melek
teknologi yang disebut juga memiliki literasi teknologi karena akan berperan
dalam kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. Dalam era global ini,
pembelajar harus mengetahui bagaimana menggunakan sepenuhnya teknologi
informasi dan komunikasi. Pembelajar yang melek teknologi (technology literacy) akan
mampu memilih, merancang, membuat, dan menggunakan hasil-hasil rekayasa
teknologi tersebut. Pembelajar akan aktif terlibat dalam proses teknologi atau
belajar memanfaatkan hasil teknologi tidak hanya mengetahui, atau mengenal
saja. Pembelajar belajar merancang dan membuat karya teknologi sendiri. Selain
itu, mereka dilatih menemukan dan memecahkan permasalahan dalam kehidupan
sehari-harinya yang dapat dipecahkan dengan memanfaatkan jasa teknologi.
Menghadapi
perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi yang
semakin pesat dan dinamis namun terkadang sulit diprediksi tersebut, maka
pembelajar perlu dipersiapkan agar memiliki keterampilan yang dapat diterapkan
dalam berbagai aspek kehidupan. Pembelajar diberi kesempatan untuk belajar
mengembangkan keterampilan teknologi informasi dan komunikasi yang bermanfaat
dalam proses belajarnya dan dalam kehidupan sehari-harinya serta dapat
digunakan pada masa kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu program
pembelajaran di lembaga pendidikan perlu menerapkan pembelajaran berbasis
sistem informasi. Melalui pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi
pembelajar sadar teknologi dan dibekali dengan kecakapan hidup yang lebih
mantap dalam menentukan masa depannya dan dalam memahami perkembangan
teknologi, mampu menggunakan hasil-hasil teknologi, dan mampu mendesain,
membuat, dan mengembangkan suatu karya teknologi informasi komunikasi.
Mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi ke dalam
pembelajaran antara lain untuk meningkatkan kompetensi pengajar dalam mengajar
dan meningkatkan mutu belajar pembelajar. Teknologi informasi dan komunikasi
yang sifatnya inovatif dapat meningkatkan apa yang sedang dilakukan sekarang,
serta apa yang belum kita lakukan tetapi akan dapat dilakukan keteknologi
informasi dan komunikasi kita mulai menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi. Oleh karena itu pengajar hendaknya memanfaatkan seluruh kemampuan
dan potensi teknologi untuk meningkatkan pembelajaran, terutama melakukan
pembaharuan dalam upaya mengembangkan proses pembelajaran.
Teknologi informasi
dan komunikasi yang berkembang sekarang ini memberikan pengaruh terhadap proses
pembelajaran. Terjadi perubahan dalam proses pembelajaran, yaitu pembelajaran
yang biasanya dilakukan terbatas di ruang kelas dengan jadwal yang telah
ditentukan berkembang menjadi pembelajaran jarak jauh yang bisa dilaksanakan di
manapun dan kapanpun. Pembelajaran yang biasanya melibatkan fasilitas berupa material/fisik
seperti buku berkembang dengan memanfaatkan fasilitas jaringan kerja (network) dengan
memanfaatkan teknologi komputer dengan internetnya, sehingga terbentuk
pembelajaraan “online”.
Pembelajaran dengan
muatan teknologi informasi akan berjalan efektif jika peran pengajar dalam
pembelajaran adalah sebagai fasilitator pembelajaran atau yang memberikan
kemudahan pembelajar untuk belajar bukan lagi sebagai pemberi informasi.
Pengajar bukan satu-satunya sumber informasi yang disampaikan dengan ceramah
meyampaikan fakta, data, atau informasi saja. Pengajar tidak hanya mengajar
mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga dapat belajar dari pembelajar.
Pengajar bukan instruktur yang memberikan perintah atau mengarahkan kepada
pembelajar melainkan menjadi mitra belajar (partner) sehingga
memungkinkan sisiwa tidak segan untuk berpendapat, bertanya, bertukar pikiran
dengan pengajar.
Proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi memerlukan bimbingan dari pengajar untuk memfasilitasi pembelajaran
pembelajar dengan efektif. Pengajar memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya
dan menciptakan kondisi bagi pembelajar untuk mengembangkan cara-cara
belajarnya sendiri sesuai dengan karakteristik.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kemajuan teknologi akibat pesatnya
arus globalisasi, dapat merubah pola belajar mengajar yang dulunya masih
dilakukan secara langsung bertatap muka antara pelajar dengan pengajar,
sekarang dapat dilakukan secara online melalui kelas maya.
Dunia maya selain sebagai
sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak yang
berguna demi tumbuhnya bangsa dan negara, dengan adanya pembelajaran jarak jauh
dan memanfaatkan teknologi dan imformasi masa kini anak-anak bangsa dapat
mengakses ilmu dengan mudah.
4.2 Saran
1.
Pendidik
Sebaiknya
para pendidik mengerti prosedur cara pembelajaran jarak jauh dilaksanakan.
2.
Pengajar
Para
pengajar dapat menerapkan tentang cara memberikan pelajaran jarak jauh terhadap
pendidik.
3.
Masyarakat
Orang
tua dapat mengontrol kegiatan pendidik selama proses pembelajaran jarak jauh.
4.
Pemerintah
Sebaiknya
pemerintah dinas mulai sekarang dapat menerapkan sistem pembelajaran jarak
jauh.
DAFTAR
PUSTAKA
Alatas,
Abubakar (2002) Virtual Campus: a Project Proposal. Jakarta:
SEAMOLEC
Bullen
Mark (2001) E-Learning and Internationalisation of Education,
Malaysian
Journal of Educational Technology, Volume 1, Number I, June
2001.
Penang: META.
Buck,
Martin (2000) Introduction to Web Course College.
Haryono,
Anung (2000) Self Learning: The Concept and its Application in ODL.
Jakarta:
SEAMOLEC
Moore,
Michael (1983) A Theory of Apartness and Autonomy dalam Keegan,
Desmond Six Distance Education Theorist. ZIFF: Hagen
Moore,
Michael G and Kearsely, Greg (1996) Distance Education: A System
View.
Belmond:
Wadworth Publishing Company
Poter,
Lythette (1997) Virtual Classroom, Distance Learning with the
Internet.
New
York: John Wiley and Sons, inc.
Regeluth,
Charles M (1963) Intrucsional Design Theories and Model: An Overview
of their Current Status. London: Lawrwnce Erlabaum Associates, Publisher
Suryo,
Roy (2001) Information Technology ang Communication Technology for
Open and Distance Learning. Jakarta: Pustekom-SEAMOLEC.
Asri B. 2008. Pembelajaran
Moral. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Faizah, F. 2009. Dampak
Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan, (Online),
(http://www.blogger.com/profile/14458280955885383127), diakses 18 Oktober 2011.
sangkyuu min sangat membantu bangettt (h) :p
BalasHapus